Penelitian ini mengeksplorasi implementasi Prosedur Operasi Standar (SOP) di PT APU, sebuah bisnis keluarga yang bergerak di sektor jasa pembuangan limbah di Cilegon, Indonesia. Seiring dengan pertumbuhan perusahaan yang melayani klien perumahan dan industri, perusahaan menghadapi tantangan operasional yang semakin meningkat. Khususnya, kurangnya kepatuhan karyawan terhadap SOP, terutama dalam penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dan inspeksi kendaraan secara berkala, telah menyebabkan risiko keselamatan, gangguan layanan, dan masalah regulasi. Masalah yang berulang ini mencerminkan masalah organisasi yang lebih mendalam yang memerlukan pendekatan manajemen perubahan yang terstruktur. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengevaluasi bagaimana proses implementasi SOP di PT APU selaras dengan prinsip-prinsip manajemen perubahan. Penelitian ini secara khusus menerapkan model ADKAR (Kesadaran, Keinginan, Pengetahuan, Kemampuan, dan Penguatan) sebagai kerangka kerja untuk menganalisis kesiapan dan perilaku karyawan terhadap perubahan organisasi. Dua pertanyaan penelitian memandu penelitian ini: (1) Apa yang menyebabkan karyawan PT APU gagal dalam mengimplementasikan SOP?, dan (2) Program apa yang dapat meningkatkan kepatuhan karyawan terhadap SOP?. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, peneliti menggunakan pendekatan studi kasus kualitatif, dengan fokus pada divisi operasional PT APU. Wawancara semi-terstruktur dilakukan dengan tiga pemangku kepentingan internal: satu manajer operasional dan dua pengemudi. Partisipan dipilih berdasarkan keterlibatan langsung mereka dalam operasi pengangkutan sampah harian dan minimal dua tahun pengalaman di perusahaan. Pertanyaan wawancara dikembangkan berdasarkan kerangka kerja ADKAR untuk menilai kesenjangan dalam pemahaman, motivasi, kapabilitas, dan kepatuhan karyawan. Data wawancara ditranskripsi dan dikodekan menggunakan perangkat lunak NVivo. Analisis tematik dilakukan untuk mengekstrak pola berulang terkait implementasi SOP di kelima komponen ADKAR. Analisis kesenjangan juga dilakukan untuk membandingkan kondisi kepatuhan SOP saat ini dengan kondisi yang diinginkan di masa mendatang, mengidentifikasi hambatan dan ketidaksesuaian utama. Temuan menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar karyawan menyadari keberadaan SOP dan memahami perannya dalam keselamatan dan efisiensi, terdapat kesenjangan yang signifikan dalam elemen Keinginan dan Penguatan. Dalam hal Pengetahuan dan Kemampuan, beberapa karyawan kurang memahami langkah-langkah SOP secara spesifik, terutama terkait perawatan kendaraan dan persyaratan APD.
Perpustakaan Digital ITB