digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Air merupakan kebutuhan dasar manusia yang memiliki peran penting dalam keberlangsungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. Dalam konteks Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) khususnya poin ke-6 tentang Air Bersih dan Sanitasi Layak, penyediaan air bersih harus menjamin aspek ketersediaan, kualitas, dan keterjangkauan bagi seluruh lapisan masyarakat secara berkelanjutan. Kabupaten Bandung sebagai wilayah dengan pertumbuhan penduduk tinggi menghadapi tantangan dalam menjaga keberlanjutan sistem penyediaan air bersih terpusat, baik dari sisi sumber daya maupun manajemen layanan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat keberlanjutan penyediaan air bersih terpusat di Kabupaten Bandung berdasarkan aspek kuantitas, kualitas, kontinuitas, serta tata kelola dan kelembagaan. Pendekatan yang digunakan adalah deduktif-kuantitatif dengan penerapan Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan bobot dan prioritas setiap kriteria keberlanjutan. Data diperoleh melalui studi pustaka, survei lapangan, Focus Group Discussion (FGD), serta penyebaran kuesioner kepada pakar dan pemangku kepentingan. Hasil penelitian mengidentifikasi 8 kategori dan 20 kriteria keberlanjutan, dengan kategori kebijakan menjadi prioritas tertinggi (37,1%), diikuti oleh infrastruktur (18,9%) dan tata kelola (12,9%). Kriteria prioritas meliputi dukungan pemerintah (30,90%), diikuti Kinerja ketahan jaringan air (9,45%) serta teknologi pengolahan distribusi (9,45%). Secara umum, sistem SPAM di Kabupaten Bandung telah memenuhi standar mutu, namun masih menghadapi keterbatasan sumber air baku, kehilangan air yang tinggi, dan ketidakseimbangan antara suplai dan permintaan. Rekomendasi utama penelitian mencakup penguatan kebijakan dan regulasi, optimalisasi sistem eksisting, serta modernisasi teknologi dan digitalisasi pelayanan untuk mendukung pencapaian target SDGs dan meningkatkan keberlanjutan penyediaan air bersih di masa mendatang.