Tesis Imam Abdullah Bashir (2025) meneliti keberlanjutan penyediaan air bersih terpusat di Kabupaten Bandung, yang menghadapi tantangan akibat pertumbuhan penduduk dan tuntutan pembangunan berkelanjutan (SDGs poin 6). Penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif-kuantitatif dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk menilai keberlanjutan dari aspek kuantitas, kualitas, kontinuitas, tata kelola, dan kelembagaan. Hasilnya mengidentifikasi bahwa aspek kebijakan menjadi prioritas utama (37,1%), diikuti infrastruktur (18,9%) dan tata kelola (12,9%), dengan dukungan pemerintah sebagai kriteria terpenting. Meskipun sistem air bersih telah memenuhi standar mutu, masih terdapat masalah keterbatasan sumber air, kehilangan air, dan ketidakseimbangan suplai-permintaan. Penelitian ini merekomendasikan penguatan kebijakan, optimalisasi sistem, modernisasi teknologi, dan digitalisasi pelayanan untuk mencapai target SDGs dan meningkatkan keberlanjutan penyediaan air bersih.