digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Shofia Karima
PUBLIC Open In Flipbook Rita Nurainni, S.I.Pus

COVER Shofia Karima
PUBLIC Open In Flipbook Rita Nurainni, S.I.Pus Ringkasan

BAB 1 Shofia Karima
PUBLIC Open In Flipbook Rita Nurainni, S.I.Pus Ringkasan

BAB 2 Shofia Karima
PUBLIC Open In Flipbook Rita Nurainni, S.I.Pus Ringkasan

BAB 3 Shofia Karima
PUBLIC Open In Flipbook Rita Nurainni, S.I.Pus Ringkasan

BAB 4 Shofia Karima
PUBLIC Open In Flipbook Rita Nurainni, S.I.Pus Ringkasan

BAB 5 Shofia Karima
PUBLIC Open In Flipbook Rita Nurainni, S.I.Pus Ringkasan

PUSTAKA Shofia Karima
PUBLIC Open In Flipbook Rita Nurainni, S.I.Pus Ringkasan

LAMPIRAN Shofia Karima
PUBLIC Open In Flipbook Rita Nurainni, S.I.Pus

Kepulauan Sunda Kecil (Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur) merupakan wilayah yang berada di antara tiga sumber seismik, yaitu zona subduksi, fold thrust back (FTB), dan sistem patahan naik back-arc di utara. Kombinasi aktivitas dari ketiga sumber ini membuat wilayah tersebut sangat rentan terhadap bencana tsunami. Tingginya populasi di wilayah pesisir serta keberadaan infrastruktur penting di kawasan ini menambah urgensi dalam melakukan kajian bahaya tsunami. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis Probabilistic Tsunami Hazard Assessment (PTHA) menggunakan pendekatan fungsi Green berbasis data simulasi dari Shallow Water Equation (SWE). Sebanyak 10.120 skenario tsunami dikembangkan dari 9 sumber patahan dengan distribusi slip stokastik dengan metode Von Karman. Seluruh patahan dibagi menjadi 108 subfault, untuk memperkirakan respons gelombang tsunami di 255 titik lokasi tinjau. Tinggi tsunami maksimum dari seluruh skenario mencapai hingga 64 m, dengan rerata tertinggi di titik tinjau ialah 1,31 m. Lokasi dengan frekuensi kejadian per tahun tertinggi untuk gelombang ?1 m di antaranya adalah Jembrana, Buleleng (Bali), Sumbawa bagian utara dan selatan (Nusa Tenggara Barat), serta Sikka dan Manggarai Barat (Nusa Tenggara Timur). Peta bahaya tsunami (hazard maps) menunjukkan bahwa pada periode ulang 2475 tahun terdapat lebih dari 57% lokasi yang mengalami gelombang tsunami >3 m, dengan nilai maksimum mencapai >11 m. Sumber gempa dari zona subduksi Bali, Sumbawa Thrust, Flores Thrust dan Timor FTB menjadi kontributor dominan terhadap kejadian tsunami signifikan untuk 20 lokasi strategis.