Bab IV menyajikan hasil dan pembahasan mengenai distribusi slip sumber gempa, tinggi gelombang maksimum, perbandingan dengan data historis tsunami, kurva bahaya tsunami, periode ulang, dan deagregasi sumber gempa. Distribusi slip dihasilkan dari 10.120 skenario dengan 9 patahan, dengan sampel distribusi dislokasi untuk setiap magnitudo ditampilkan. Tinggi gelombang maksimum dihitung menggunakan metode Greens Function, mencapai 64,61 m di Klungkung, Bali. Perbandingan dengan data historis menunjukkan nilai NRMSE sebesar 0,13 dan RMSE sebesar 1,583 m. Kurva bahaya menunjukkan hubungan antara tinggi tsunami dan frekuensi kejadian, dengan wilayah Bali, NTB, dan NTT menunjukkan variasi risiko. Peta bahaya tsunami dihitung untuk periode ulang 72, 475, dan 2475 tahun. Deagregasi dilakukan untuk mengidentifikasi sumber gempa dominan, dengan subduksi Bali menjadi pengaruh terbesar pada wilayah kajian.