COVER Mochammad Ravi Armanda Putra
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza Ringkasan BAB 1 Mochammad Ravi Armanda Putra
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza Ringkasan BAB 2 Mochammad Ravi Armanda Putra
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza Ringkasan BAB 3 Mochammad Ravi Armanda Putra
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza Ringkasan BAB 4 Mochammad Ravi Armanda Putra
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza Ringkasan BAB 5 Mochammad Ravi Armanda Putra
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza Ringkasan PUSTAKA Mochammad Ravi Armanda Putra
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza Ringkasan
Industri konstruksi di Indonesia memegang peran penting dalam pertumbuhan ekonomi, namun masih menghadapi tantangan yang berkelanjutan terkait keterlambatan proyek, yang sering mengakibatkan peningkatan biaya, kerusakan reputasi, dan menurunnya kepercayaan pemangku kepentingan. Penelitian ini mengkaji proyek pembangunan gudang manufaktur PT WMA untuk mengidentifikasi penyebab utama keterlambatan serta merancang kerangka manajemen pengadaan yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Melalui pendekatan kualitatif berupa diskusi kelompok dengan Project Manager, Site Manager, dan Head of Operation, penelitian ini menemukan bahwa keterlambatan terutama disebabkan oleh Scope of Work (SoW) yang tidak jelas dan tidak realistis, tidak adanya Work Breakdown Structure (WBS) yang terintegrasi, identifikasi risiko pengadaan yang tidak memadai, koordinasi vendor yang tidak terstruktur, kegagalan pemasok dalam pengiriman, serta lemahnya komunikasi lintas departemen. Analisis akar masalah menggunakan Current Reality Tree (CRT) mengonfirmasi bahwa permasalahan ini berasal dari lemahnya manajemen pengadaan, khususnya pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. Untuk mengatasi masalah tersebut, penelitian ini mengusulkan penerapan Kerangka Manajemen Pengadaan Proyek berbasis PMBOK® Guide – Edisi ke-6, yang mencakup pembuatan SoW yang rinci dan realistis, integrasi WBS dengan jadwal pengadaan, penyusunan matriks risiko pengadaan, penerapan kriteria evaluasi vendor berbobot di luar harga, pembentukan protokol komunikasi vendor yang terstruktur, pelaksanaan bidder conference, kewajiban vendor menyerahkan profil kapasitas logistik, pelaksanaan tinjauan kinerja pengadaan bulanan, dan pembentukan protokol koordinasi lintas departemen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan kerangka ini akan membantu PT WMA meminimalkan keterlambatan dengan menyelaraskan proses pengadaan secara strategis dengan eksekusi proyek, sehingga meningkatkan ketepatan waktu penyelesaian, mengurangi pembengkakan biaya, dan memperkuat kepercayaan pemangku kepentingan di masa depan.
Perpustakaan Digital ITB