Pemeliharaan jalan menjadi faktor penting dalam penyelenggaran jalan di
Indonesia. Saat ini, Direktorat Jenderal Bina Marga telah memiliki aplikasi
dalam pemrograman pemeliharaan Jalan Nasional melalui Indonesian Road
Management System (IRMS) V.3 yang dapat mengevaluasi kondisi
perkerasan dalam bentuk parameter Structural Number (SN) dan Remaining
Service Life (RSL). Menurut Urmila (2023), bahwa dibutuhkan penelitian
lebih lanjut dengan data yang lebih banyak untuk meningkatkan akurasi dari
decision tree IRMS V.3 dalam bentuk Life Cyle Cost Analysis (LCCA)
menggunakan beberapa skenario pemrograman pemeliharaaan jalan.
Selain IRMS V.3, juga terdapat metode lain yang dapat digunakan untuk
memprediksi kondisi perkerasan melalui penurunan nilai IRI, kondisi SN
dan RSL yaitu metode Paterson atau HDM-III (1987). Sebagai pembanding,
metode AASTHO 1993 juga mengkuantifikasi kondisi struktural perkerasan
dalam bentuk Structural Number Effective (SNeff) yang merupakan fungsi
dari lapis perkerasan dan kondisi kekuatan tanah dasar dalam bentuk
modulus resilien (Mr). Selain itu, pada tahun 2008 Emile Horak
mengembangkan suatu metode evaluasi kondisi lapis perkerasan
menggunakan pendekatan data struktural melalui metode deflection bowl
untuk menemukan indikasi lokasi kerusakan pada sistem perkerasan.
Berdasarkan hasil evaluasi kondisi perkerasan dengan pendekatan beberapa
metode tersebut, dalam penelitian ini selanjutnya dilakukan pengembangan
skenario program pemeliharaan selama 15 tahun dengan menagcu pada
decision tree IRMS V.3.
Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan nilai
Structural Number (SN), Remaining Service Life (RSL), dan International
Roughness Index (IRI) yang dihasilkan oleh masing-masing metode, dimana
metode yang menghasilkan parameter evaluasi perkerasan paling optimis
adalah metode Paterson dengan SNC dan metode IRMS V.3 dengan input
data lendutan menghasilkan parameter evaluasi perkerasan yang paling
pesimis. Dari beberapa skenario yang telah dikembangkan diperoleh hasil
bahwa skenario yang direkomendasikan adalah skenario do minimum
dengan metode Paterson yang menggunakan pendekatan data lendutan
(SNeff) dimana biaya yang dihasilkan paling rendah dan kondisi jalan
berada dalam kategori sedang dan sisa umur perkerasan moderat.