Penelitian ini membandingkan beberapa metode untuk mengevaluasi kondisi perkerasan jalan dan memprediksi umur sisa layanannya (RSL). Hasilnya menunjukkan perbedaan signifikan dalam nilai Structural Number (SN) dan prediksi RSL antar metode, dengan metode Paterson-SNC cenderung optimis dan metode IRMS-Lendutan pesimis. Evaluasi kondisi perkerasan mengidentifikasi segmen yang memerlukan penanganan segera. Dari berbagai skenario pemrograman pemeliharaan jalan, skenario "do nothing" berdampak buruk, sementara skenario dengan anggaran terbatas tidak direkomendasikan. Skenario "do minimum" dengan metode Paterson-SNEFF, yang mempertimbangkan data lendutan, dianggap sebagai yang paling efektif dan ekonomis. Penelitian ini merekomendasikan pengambilan data CBR di lajur jalan, evaluasi per 100 meter, validasi data lalu lintas, pengambilan data terpadu, penambahan sampel untuk IRMS, pengembangan IRMS lendutan dengan koreksi suhu, serta kajian lebih lanjut terkait efektivitas rekonstruksi pada skema KPBUAP.