Hutan rakyat memiliki peran strategis dalam mendukung ketahanan ekologis, ekonomi, dan sosial masyarakat, khususnya di wilayah pedesaan. Sebagian petani hutan tergabung dalam Kelompok Tani Hutan (KTH) yang mengelola usaha di bidang kehutanan, baik di dalam maupun di luar kawasan hutan. Namun, rendahnya produktivitas, lemahnya kelembagaan, dan terbatasnya adopsi teknologi masih menjadi kendala dalam mewujudkan pengelolaan hutan rakyat yang berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat keberlanjutan pengelolaan hutan rakyat berbasis multidimensi di tingkat KTH serta merumuskan strategi pengelolaan yang berkelanjutan berdasarkan atribut pengungkit pada masing-masing dimensi, yaitu ekologi, ekonomi, sosial, kelembagaan, dan teknologi. Penelitian dilakukan di Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dengan fokus pada KTH. Data dikumpulkan melalui observasi, kuesioner, wawancara mendalam, dan studi literatur, dengan jumlah responden sebanyak 50 orang yang diperoleh melalui metode convenience sampling. Analisis data menggunakan metode Multiaspect Sustainability Analysis (MSA) dengan bantuan perangkat ExSimPro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keberlanjutan pengelolaan hutan rakyat berada pada kategori rendah hingga sedang, dengan skor ekologi (40,00), ekonomi (28,13), sosial (40,00), kelembagaan (58,33), dan teknologi (20,00). Berdasarkan analisis leverage, diperoleh 15 atribut pengungkit yang selanjutnya dianalisis menggunakan gap analysis sehingga dirumuskan tujuh strategi utama penguatan keberlanjutan, yaitu: (1) penguatan sistem tanam atau silvikultur adaptif-konservatif sesuai kondisi lokal, (2) diversifikasi dan intensifikasi komoditas hutan rakyat berbasis potensi lokal, (3) penguatan posisi ekonomi petani melalui hilirisasi dan peningkatan nilai tambah, (4) revitalisasi peran kelembagaan KTH yang inklusif dan representatif, (5) peningkatan literasi dan kesadaran masyarakat terhadap hutan lestari, (6) penguatan kapasitas pembiayaan kelembagaan melalui akses modal mikro dan tata kelola keuangan, dan (7) modernisasi teknologi budidaya serta sistem pencatatan usaha hutan rakyat. Temuan ini menegaskan pentingnya pendekatan integratif dalam merancang strategi pengelolaan hutan rakyat yang berkelanjutan di tingkat lokal.
.
Perpustakaan Digital ITB