digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Syira Levina
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

Penelitian ini menganalisis peran modal sosial dalam mendukung keberlanjutan pengelolaan Perhutanan Sosial. Pada Kelompok Tani Hutan (KTH) di LMDH Lembah Harapan Jaya, Desa Jayagiri, Bandung. Tujuan utama penelitian adalah merumuskan strategi penguatan modal sosial yang dapat meningkatkan keberlanjutan pengelolaan Perhutanan Sosial, yang dicapai melalui beberapa tujuan pendukung, yaitu mengidentifikasi faktor-faktor signifikan yang membentuk modal sosial, menilai tingkat modal sosial anggota KTH, serta menganalisis faktor internal dan eksternal dalam merumuskan strategi penguatan modal sosial untuk meningkatkan keberlanjutan pengelolaan Pengelolaan Perhutanan Sosial. Penelitian menggunakan metode campuran (mixed method), dengan pendekatan kuantitatif melalui Structural Equation Modeling (SEM) Partial Least Square (PLS) untuk menguji hubungan antarvariabel, analisis interval skor untuk menilai tingkat modal sosial, dan pendekatan kualitatif melalui analisis SWOT untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal serta merumuskan strategi penguatan modal sosial. Sampel penelitian terdiri dari 136 responden anggota KTH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik individu, peran aktif anggota, akses informasi, dan peran pendamping memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pembentukan modal sosial. Modal sosial terbukti sebagai variabel mediasi yang signifikan dalam memengaruhi keberlanjutan pengelolaan Perhutanan Sosial, sementara peran anggota dan pendamping juga memberikan kontribusi langsung yang signifikan. Tingkat modal sosial anggota KTH secara keseluruhan tergolong substansial, mencerminkan komitmen kolektif dan kerjasama terlembaga, meskipun kepercayaan terhadap instansi pemerintah dan LMDH masih rendah, serta jaringan sosial terhadap lembaga eksternal dan akses permodalan terbatas. Strategi penguatan modal sosial yang direkomendasikan mencakup pembukaan peluang kolaborasi dengan pihak eksternal, peningkatan kapasitas manajemen dan organisasi anggota melalui pelatihan dan pendampingan, rekonsiliasi dengan LMDH melalui forum musyawarah terbuka, serta diversifikasi produk hasil hutan bukan kayu. Strategi ini diharapkan memperkuat modal sosial sebagai pilar utama pengelolaan Perhutanan Sosial yang efektif dan berkelanjutan.