Teks tersebut membahas tentang keberlanjutan pengelolaan hutan rakyat yang diukur melalui pendekatan multidimensi (ekologi, ekonomi, sosial, kelembagaan, dan teknologi) di Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar Kelompok Tani Hutan (KTH) berada pada status "kurang berkelanjutan" dengan variasi nilai indeks pada setiap dimensi. Dimensi ekologi menekankan pentingnya sistem tanam agroforestri dan pengelolaan limbah budidaya, sementara dimensi ekonomi menyoroti hasil panen, pendapatan, dan diversifikasi komoditas. Dimensi sosial menyoroti relevansi KTH di masyarakat dan kontribusi hutan terhadap kesejahteraan. Dimensi kelembagaan menekankan kapasitas pembiayaan dan partisipasi anggota, sedangkan dimensi teknologi berfokus pada penggunaan alat, teknik budidaya, dan sistem informasi. Untuk meningkatkan keberlanjutan, dirumuskan strategi pengembangan yang mencakup penguatan sistem tanam, diversifikasi komoditas, hilirisasi produk, revitalisasi kelembagaan KTH, peningkatan literasi masyarakat, penguatan kapasitas pembiayaan, dan modernisasi teknologi budidaya serta pencatatan usaha. Strategi-strategi ini dikelompokkan berdasarkan fungsi manajemen (POAC) dan diimplementasikan bertahap dalam jangka pendek, menengah, dan panjang untuk mencapai perubahan struktural dan keberlanjutan pengelolaan hutan rakyat.