digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Seiring dengan meningkatnya kesadaran lingkungan di Indonesia, permintaan terhadap produk rumah tangga yang ramah lingkungan terus berkembang, membuka peluang besar bagi merek yang berorientasi pada keberlanjutan. Dissop, yang didirikan pada tahun 2024, memposisikan diri sebagai solusi pembersih berbentuk tablet yang ramah lingkungan dan dapat diisi ulang. Meskipun memiliki komitmen yang jelas terhadap keberlanjutan, Dissop menghadapi tantangan berupa ketidaksesuaian antara citra merek yang ingin dibangun secara internal dan persepsi konsumen secara eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk mendiagnosis akar penyebab dari ketidaksesuaian tersebut serta merumuskan strategi komunikasi yang tepat. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif menggunakan Kerangka Audit Merek Keller (2019), dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam semi-terstruktur kepada perempuan berusia 18–35 tahun yang tinggal di wilayah perkotaan. Hasil temuan menunjukkan bahwa meskipun Dissop memposisikan diri sebagai merek ramah lingkungan, konsumen lebih mengasosiasikannya dengan kepraktisan, desain minimalis, dan inovasi produk. Pesan keberlanjutan yang terdapat dalam strategi internal belum tersampaikan secara jelas kepada audiens, sehingga menimbulkan ambiguitas dan keraguan terhadap klaim keberlanjutan yang disampaikan. Penelitian ini mengidentifikasi tiga penyebab utama dari ketidaksesuaian tersebut, yaitu dominasi komunikasi visual dan praktis yang mengaburkan pesan keberlanjutan, kurangnya transparansi serta bukti nyata atas klaim ramah lingkungan, dan ketidakkonsistenan dalam penyampaian pesan merek. Oleh karena itu, pembaruan arah komunikasi diperlukan untuk memperkuat penyampaian pesan yang menghubungkan atribut produk dengan manfaat dan nilai keberlanjutan. Strategi yang disarankan mencakup penyusunan kerangka pesan yang bertingkat, pengembangan narasi emosional yang relevan, serta integrasi konten bertema ramah lingkungan yang konsisten, dapat dipercaya, dan transparan. Pelaksanaan strategi ini diharapkan dapat menjembatani kesenjangan persepsi, memperkuat posisi Dissop sebagai merek yang peduli lingkungan, serta meningkatkan daya saing jangka panjang di pasar produk rumah tangga berkelanjutan di Indonesia.