digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana brand awareness dibentuk, terganggu, atau diperkuat selama tahap awal rebranding dalam konteks business-to-business (B2B), dengan studi kasus pada Formexa, sebuah produsen tooling presisi yang bertransisi dari identitas lamanya, Altero. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan metode studi kasus tunggal, penelitian ini mengidentifikasi tiga variabel utama yang mempengaruhi awareness selama proses rebranding: strategi komunikasi merek, kejelasan identitas merek, dan kesinambungan makna merek. Temuan menunjukkan bahwa meskipun Formexa mempertahankan keunggulan operasional dan kepercayaan pelanggan, brand awareness tidak terbentuk secara efektif karena kurangnya struktur komunikasi, ketidaksiapan organisasi, dan minimnya kehadiran digital. Analisis SWOT dan TOWS menunjukkan bahwa aset internal yang bernilai belum dimanfaatkan secara strategis akibat lemahnya koordinasi internal. Kesimpulan dari studi ini menegaskan bahwa dalam konteks rebranding B2B, brand awareness harus dibangun secara disengaja melalui komunikasi yang terstruktur, kejelasan identitas, dan keselarasan internal, bukan hanya mengandalkan kekuatan operasional atau reputasi lama.