Krisis Ekonomi Asia 1997–1998 merupakan salah satu krisis keuangan paling signifikan dalam sejarah ekonomi modern. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau kembali Krisis Ekonomi Asia melalui dua kerangka teori kebijakan moneter dan fiskal dengan menerapkan metodologi data panel kuantitatif untuk menilai interaksi antara alat kebijakan moneter dan fiskal serta indikator-indikator makroekonomi utama di beberapa negara Asia Timur dan Tenggara.
Studi ini didorong oleh kebutuhan ilmiah untuk memahami bagaimana koordinasi kebijakan makroekonomi membentuk krisis dan dampaknya. Penelitian ini menerapkan model regresi data panel yang mencakup delapan negara Asia, termasuk Indonesia, Thailand, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Singapura, Hong Kong, dan Jepang, selama periode dari 1995 hingga 2005.
Studi ini beroperasi di bawah serangkaian dalil teoritis yang didasarkan pada teori moneter, teori fiskal, dan teori siklus bisnis. Hipotesis ini mengeksplorasi apakah kebijakan moneter dan fiskal memiliki hubungan dengan Krisis Ekonomi Asia yang mengambil peran sebagai penyebab atau sarana mitigasi krisis. Di luar kontribusi empirisnya, studi ini juga menawarkan implikasi teoritis dengan meninjau kembali asumsi-asumsi utama dalam teori moneter, fiskal, dan siklus bisnis dalam konteks ekonomi terbuka yang rentan terhadap arus modal yang fluktuatif. Hasil riset menunjukkan bahwa kebijakan moneter yang memiliki efek terkuat pada indikator makroekonomi, sementara kebijakan fiskal menunjukkan pengaruh terlemah terhadap performa makroekonomi, namun dapat menstimulasi ekonomi negara
Penelitian ini tidak hanya memberikan validasi empiris bagi teori-teori ekonomi makro yang berlaku, tetapi juga menawarkan wawasan kebijakan praktis tentang bagaimana instrumen fiskal dan moneter dapat dikoordinasikan secara efektif di masa krisis sistemik. Kontribusinya terhadap sains terletak pada pendekatan metodologisnya yang terintegrasi, sudut pandang komparatif regionalnya, dan relevansinya terhadap tantangan kebijakan kontemporer di era interkoneksi keuangan yang semakin meningkat.
Perpustakaan Digital ITB