Peningkatan aktivitas industri minyak bumi menimbulkan risiko pencemaran tanah
oleh Total Petroleum Hydrocarbon (TPH) yang bersifat toksik dan persisten. Soil
washing merupakan salah satu metode remediasi yang umum digunakan, tetapi
keterbatasan dalam melepaskan kontaminan yang terikat kuat pada pori tanah masih
menjadi hambatan untuk metode ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
pengaruh rasio air–tanah dan kecepatan pengadukan terhadap efisiensi penyisihan
TPH pada metode soil washing, ultrasonik, dan kombinasi soil washing berbantuan
ultrasonik, serta menentukan kondisi optimum dari masing-masing metode.
Eksperimen dilakukan pada variasi rasio air–tanah 3:1, 5:1, 7:1, dan 10:1 serta
kecepatan pengadukan 100–250 rpm selama 15 menit dengan frekuensi ultrasonik
38 kHz menggunakan pelarut air. Hasil menunjukkan bahwa soil washing hanya
mampu mencapai efisiensi maksimum 15,03%, ultrasonik sebesar 39,77%, dan soil
washing berbantuan ultrasonik menghasilkan efisiensi tertinggi sebesar 54,68%
pada rasio 5:1 dengan kecepatan pengadukan 100 rpm. Hasil penelitian ini
membuktikan bahwa kombinasi antara soil washing dan ultrasonik memberikan
kinerja paling optimum melalui sinergi mekanisme suspensi partikel oleh
pengadukan dan efek sonofisik berupa kavitasi ultrasonik. Dengan demikian, soil
washing berbantuan ultrasonik berpotensi menjadi alternatif remediasi yang lebih
efektif untuk tanah terkontaminasi minyak bumi.
Perpustakaan Digital ITB