Daerah Aliran Sungai (DAS) memiliki peran penting dalam menjaga ketersediaan
sumber daya air, salah satunya sebagai sumber air baku. Pertumbuhan populasi dan
urbanisasi meningkatkan konversi lahan, menurunkan kualitas lingkungan, dan
menekan sumber daya alam. Kombinasi perubahan iklim dan konversi lahan
memperburuk rezim aliran sungai, mengurangi fungsi konservasi air, dan
meningkatkan risiko bencana hidrologi yang mempengaruhi ketersediaan air.
Penelitian ini bertujuan menganalisis kondisi eksisting dan proyeksi tutupan lahan
dan curah hujan DAS Progo hingga tahun 2050, serta mengevaluasi keandalan DAS
Progo dalam memenuhi kebutuhan air baku SPAM Kartamantul di bawah pengaruh
perubahan iklim skenario SSP2-4.5 dan SSP5-8.5.
Penelitian ini mengintegrasikan pendekatan penginderaan jauh dengan analisis
model Cellular Automata-Markov Chain, pemodelan hidrologi F.J. Mock dan
analisis Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kondisi penutupan lahan DAS Progo pada tahun 2050 tetap didominasi penutupan
lahan pertanian yaitu 75,4% dari total luas DAS dan terjadi peningkatan penutupan
lahan tanpa tanaman sebanyak 6.4% pada tahun 2050. Proyeksi tahun 2050 curah
hujan DAS Progo mengalami peningkatan pada skenario SSP 2-4.5 namun
mengalami penurunan pada skenario SSP 5-8.5 dibandingkan kondisi eksisting.
Proyeksi kebutuhan air di DAS Progo untuk wilayah layanan SPAM Kartamantul
akan terus meningkat pada tahun 2050 hingga 4.206,42 l/s. Rata – rata debit andalan
Q90 pada tahun 2050 untuk skenario SSP 2-4.5 adalah sebesar 72.150 l/s sedangkan
skenario SSP 5-8.5 adalah sebesar 70.330 l/s. Kebutuhan air untuk SPAM
Kartamantul dapat terpenuhi hingga tahun 2050 pada skenario SSP 2-4.5 dan SSP
5-8.5 (Supply > Demand). Indeks Konservasi DAS Progo tahun 2050 berstatus
degradasi (IKc < IKa). Kawasan dengan status kritis menjadi 15,8% pada tahun
2050.
Perpustakaan Digital ITB