Bus Trans Metro Bandung (TMB) adalah model Bus Rapid Transit yang ingin dikembangkan untuk kota Bandung. Hingga saat ini, sudah terdapat 3 koridor yang dilayani oleh bus TMB dari 13 koridor yang direncanakan dan dalam waktu dekat akan ada penambahan 3 koridor lainnya. Kondisi pelayanan bus TMB saat ini masih belum maksimal dalam melayani penumpang, terlihat dari sedikitnya jumlah penumpang yang menggunakan moda bus TMB dalam melakukan perjalanan. Hal ini dikarenakan masih banyaknya trayek angkutan umum Kota Bandung yang segmen pelayanannya saling bersinggungan dengan koridor bus TMB, sehingga terjadi persaingan antarmoda dalam melayani segmen penumpang yang sama. Saat ini, selain bus TMB, angkutan umum di Bandung terdiri dari angkot dan bus Damri. Untuk angkot sendiri, terdapat angkot dengan layanan dalam kota dan juga daerah perbatasan menuju dalam kota (angkot perbatasan). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar persinggungan yang terjadi antara trayek angkutan umum dengan bus TMB serta langkah ke depan yang diperlukan terhadap trayek angkutan umum tersebut untuk mendukung kinerja pelayanan bus TMB saat ini. Penelitian ini dilakukan berdasarkan pemodelan empat tahap dengan menggunakan program EMME 4.
Upaya peningkatan kinerja pelayanan bus TMB yang dilakukan adalah dengan re-routing trayek angkutan umum mempertimbangkan efisiensi waktu dan biaya. Re-routing dilakukan baik terhadap angkot perbatasan, angkot, serta bus Damri. Skema re-routing yang dilakukan bervariasi tergantung besarnya persinggungan dengan trayek bus TMB, dimana skemanya dapat berupa pengalihan segmen, pemotongan segmen, ataupun penghapusan trayek pelayanan. Dari hasil analisis, didapatkan bahwa re-routing dengan peningkatan kinerja terbaik adalah re-routing yang dilakukan terhadap seluruh angkutan umum eksisting yang melayani Kota Bandung. Peningkatan total jumlah penumpang bus TMB yang terjadi adalah sebesar 85,78% yang disertai penambahan 4 trayek pelayanan yang memenuhi minimum okupansi yang ditetapkan. Re-routing terhadap trayek angkot memberikan peningkatan kinerja operasional bus TMB yang terbesar dikarenakan trayek angkot yang menjangkau hampir seluruh wilayah di Kota Bandung. Dampak dari skema re-routing antara lain berupa penghapusan beberapa trayek angkutan perbatasan, seperti Angkutan Perbatasan 06 Timur Bandung – Cicaheum, Angkutan Perbatasan 07 Utara Bandung – Leuwi Panjang, dan Angkutan Perbatasan 09 Cibaduyut – Cicaheum.
Perpustakaan Digital ITB