Kawasan Metropolitan Bandung Raya, dengan Kota Bandung sebagai pusatnya, mengalami masalah kemacetan yang signifikan akibat tingginya pergerakan orang dan penggunaan kendaraan pribadi. Kemacetan ini berdampak negatif pada lingkungan, sosial, dan ekonomi, dengan kerugian mencapai Rp 4,63 triliun per tahun. Pemerintah Kota Bandung berupaya mengurangi kemacetan dengan mengembangkan angkutan umum, terutama Bus Trans Metro Bandung (TMB), namun kinerjanya masih belum optimal dengan pangsa angkutan dan load factor yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan trayek angkutan umum, khususnya angkot, melalui rerouting untuk meningkatkan kinerja TMB. Optimasi akan mempertimbangkan indikator kinerja TMB, parameter rute angkutan umum, dan berfokus pada segmen trayek yang tumpang tindih, dengan harapan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan mengatasi masalah lalu lintas. Ruang lingkup penelitian ini mencakup wilayah administrasi kelurahan, trayek angkutan umum eksisting selain TMB, dan menggunakan Matriks Asal Tujuan tahun 2017.