Sikap apatis remaja ketika ada teman atau orang lain sedang mengalami tindak
kekerasan ataupun perundungan (bully). Bahkan beberapa di antaranya
mendokumentasikan kejadian tersebut dengan tujuan untuk diviralkan ke media
sosial. Upaya penanganan masalah rendahnya perilaku prososial remaja di
kalangan akademis pada tingkat SMA/SMK hanya dilakukan dengan memberikan
layanan informasi, konseling perorangan, bimbingan kelompok maupun konseling
kelompok. Dari upaya-upaya yang telah dilakukan belum menunjukan hasil yang
optimal, perlu adanya upaya lain dengan mencari media alternatif yang dapat
memberikan pemahaman perilaku sosial dengan lebih atraktif sehingga dapat
menarik minat remaja dan dapat memberikan pengertian serta pemahaman tentang
perilaku prososial. Penyampaian konten perilaku menolong melalui media VR
(Virtual reality) dalam bentuk video 360 derajat kepada remaja sebagai target
pengguna menggunakan teknik digital storytelling sebagai pelaku ataupun sebagai
korban adalah sebagai usulan solusi untuk menumbuhkan perilaku prososial
tersebut. Metode penelitian ini metode gabungan (mixed-method). data kualitatif
digunakan untuk mendapatkan informasi dan elaborasi konten terkait analisis isi
yang dirumuskan pada rumusan masalah. Dilanjutkan dengan pengumpulan data
dan analisis data kuantitatif untuk pengujian/evaluasi perancangan berdasarkan
statistik skala likert. Pengemasan video dengan model cerita sebagai Pelaku
(Participant) pasif membuat penonton dapat merasakan sebuah peran dan
mendapatkan perlakuan terhadap tokoh-tokoh dalam cerita tanpa harus
bersinggungan dengan tokoh/pemain atau mengatur alur cerita di dalamnya,
sehingga penonton tetap bisa fokus pada sebuah peran tanpa harus mengatur
sendiri cerita yang diinginkan dalam video tersebut. Penyesuaian cerita dengan
memberikan dramatisasi aktivitas perundungan (bullying) agar memberikan
pengalaman mendalam terhadap penonton seperti halnya yang dialami oleh
korban perundungan.
Perpustakaan Digital ITB