digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Bulu tangkis merupakan olahraga dengan intensitas tinggi dengan pola permainan intermitten, di mana atlet dituntut melakukan gerakan eksplosif dan berulang dalam waktu singkat namun terus-menerus selama durasi pertandingan. Aktivitas seperti lompatan, perubahan arah cepat, dan pukulan kuat dilakukan secara berulang, sehingga daya tahan kekuatan otot menjadi komponen vital yang menunjang konsistensi performa. Ketahanan otot yang baik memungkinkan atlet mempertahankan kontraksi submaksimal dalam waktu lama tanpa kehilangan teknik atau efisiensi gerak. Upaya peningkatan performa tersebut tidak hanya mengandalkan latihan fisik. dalam konteks penelitian ini, pemanfaatan bahan alami dengan potensi ergogenik menjadi strategi yang menarik untuk diteliti. Albedo semangka (Citrullus lanatus) diketahui mengandung l-citrulline yang berperan dalam meningkatkan aliran darah melalui jalur oksida nitrat, sedangkan kayu manis (Cinnamomum burmanni) mengandung cinnamaldehyde yang bersifat antiinflamasi dan antioksidan sehingga mampu mempercepat pemulihan otot dan mengurangi kelelahan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kombinasi suplementasi albedo semangka dan kayu manis terhadap daya tahan kekuatan otot rangka pada atlet bulu tangkis remaja. Penelitian menggunakan desain true experimental dengan model pretest-posttest control group yang dilaksanakan secara double-blind. Sebanyak 30 atlet bulutangkis laki-laki usia 14-17 tahun secara acak dibagi ke dalam kelompok eksperimen (n=15) dan kontrol (n=15), dua subjek dikeluarkan dari penelitian karena berhalangan hadir saat pengambilan data posttest. Kelompok eksperimen mengonsumsi suplemen kombinasi sebanyak 4 kapsul per hari, masing-masing mengandung 250 mg albedo semangka dan 250 mg kayu manis sehingga total dosis 1000 mg albedo semangka dan 1000 mg kayu manis per hari selama 21 hari. Sedangkan kelompok kontrol menerima kapsul plasebo. Evaluasi dilakukan melalui tes daya tahan otot menggunakan gerakan back squat dengan beban 60%-70% 1RM hingga kelelahan. Aktivitas otot direkam menggunakan sEMG untuk mengevaluasi durasi total kontraksi berdasarkan ii periode aktif sinyal otot, serta waktu terjadinya kelelahan neuromuskular (time to fatigue) melalui penurunan median frequency (MDF) di bawah 90% baseline. Hasil uji paired sample t-test menunjukkan peningkatan signifikan jumlah repetisi submaksimal dalam kelompok eksperimen, dari 29,93 ± 6,60 menjadi 35,21 ± 7,76 (p = 0,000), sementara kelompok kontrol hanya meningkat dari 30,50 ± 9,60 menjadi 32,43 ± 9,10 (p = 0,000). Selisih peningkatan pada kelompok eksperimen (?= 5,29 ± 2,84) juga secara statistik lebih tinggi dibanding kelompok kontrol (? = 1,93 ± 1,32), dengan hasil uji independent t-test menunjukkan perbedaan signifikan (p = 0,001). Hasil sEMG menunjukkan bahwa kelompok eksperimen mengalami peningkatan durasi kontraksi sebesar 9,79 ± 16,04 detik, sementara kelompok kontrol mengalami penurunan -3,43 ± 21,00 detik (p = 0,073). Sementara itu, time to fatigue meningkat secara signifikan pada kelompok eksperimen (21,00 ± 18,66 detik) dibandingkan kontrol (-0,21 ± 25,31 detik), dengan hasil uji Mann- Whitney menunjukkan perbedaan yang signifikan (p = 0,032). Temuan ini mengindikasikan bahwa suplementasi kombinasi albedo semangka dan kayu manis dapat meningkatkan ketahanan neuromuskular, terutama dalam memperpanjang waktu sebelum timbulnya kelelahan otot berdasarkan analisis sinyal sEMG. Dengan demikian, temuan penelitian ini mendukung potensi kombinasi albedo semangka dan kayu manis sebagai agen ergogenik alami yang mampu meningkatkan ketahanan terhadap kelelahan neuromuskular. Penelitian ini memberikan kontribusi empiris dalam pengembangan strategi suplementasi berbasis bahan alami yang tidak hanya aplikatif dan relatif aman, tetapi juga relevan untuk meningkatkan performa neuromuskular pada atlet remaja usia 14–17 tahun..