Bulu tangkis merupakan olahraga dengan intensitas tinggi dengan pola permainan
intermitten, di mana atlet dituntut melakukan gerakan eksplosif dan berulang dalam
waktu singkat namun terus-menerus selama durasi pertandingan. Aktivitas seperti
lompatan, perubahan arah cepat, dan pukulan kuat dilakukan secara berulang,
sehingga daya tahan kekuatan otot menjadi komponen vital yang menunjang
konsistensi performa. Ketahanan otot yang baik memungkinkan atlet
mempertahankan kontraksi submaksimal dalam waktu lama tanpa kehilangan
teknik atau efisiensi gerak.
Upaya peningkatan performa tersebut tidak hanya mengandalkan latihan fisik.
dalam konteks penelitian ini, pemanfaatan bahan alami dengan potensi ergogenik
menjadi strategi yang menarik untuk diteliti. Albedo semangka (Citrullus lanatus)
diketahui mengandung l-citrulline yang berperan dalam meningkatkan aliran darah
melalui jalur oksida nitrat, sedangkan kayu manis (Cinnamomum burmanni)
mengandung cinnamaldehyde yang bersifat antiinflamasi dan antioksidan sehingga
mampu mempercepat pemulihan otot dan mengurangi kelelahan.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kombinasi suplementasi albedo
semangka dan kayu manis terhadap daya tahan kekuatan otot rangka pada atlet bulu
tangkis remaja. Penelitian menggunakan desain true experimental dengan model
pretest-posttest control group yang dilaksanakan secara double-blind. Sebanyak 30
atlet bulutangkis laki-laki usia 14-17 tahun secara acak dibagi ke dalam kelompok
eksperimen (n=15) dan kontrol (n=15), dua subjek dikeluarkan dari penelitian
karena berhalangan hadir saat pengambilan data posttest. Kelompok eksperimen
mengonsumsi suplemen kombinasi sebanyak 4 kapsul per hari, masing-masing
mengandung 250 mg albedo semangka dan 250 mg kayu manis sehingga total dosis
1000 mg albedo semangka dan 1000 mg kayu manis per hari selama 21 hari.
Sedangkan kelompok kontrol menerima kapsul plasebo.
Evaluasi dilakukan melalui tes daya tahan otot menggunakan gerakan back squat
dengan beban 60%-70% 1RM hingga kelelahan. Aktivitas otot direkam
menggunakan sEMG untuk mengevaluasi durasi total kontraksi berdasarkan
ii
periode aktif sinyal otot, serta waktu terjadinya kelelahan neuromuskular (time to
fatigue) melalui penurunan median frequency (MDF) di bawah 90% baseline.
Hasil uji paired sample t-test menunjukkan peningkatan signifikan jumlah repetisi
submaksimal dalam kelompok eksperimen, dari 29,93 ± 6,60 menjadi 35,21 ± 7,76
(p = 0,000), sementara kelompok kontrol hanya meningkat dari 30,50 ± 9,60
menjadi 32,43 ± 9,10 (p = 0,000). Selisih peningkatan pada kelompok eksperimen
(?= 5,29 ± 2,84) juga secara statistik lebih tinggi dibanding kelompok kontrol (?
= 1,93 ± 1,32), dengan hasil uji independent t-test menunjukkan perbedaan
signifikan (p = 0,001). Hasil sEMG menunjukkan bahwa kelompok eksperimen
mengalami peningkatan durasi kontraksi sebesar 9,79 ± 16,04 detik, sementara
kelompok kontrol mengalami penurunan -3,43 ± 21,00 detik (p = 0,073). Sementara
itu, time to fatigue meningkat secara signifikan pada kelompok eksperimen (21,00
± 18,66 detik) dibandingkan kontrol (-0,21 ± 25,31 detik), dengan hasil uji Mann-
Whitney menunjukkan perbedaan yang signifikan (p = 0,032). Temuan ini
mengindikasikan bahwa suplementasi kombinasi albedo semangka dan kayu manis
dapat meningkatkan ketahanan neuromuskular, terutama dalam memperpanjang
waktu sebelum timbulnya kelelahan otot berdasarkan analisis sinyal sEMG.
Dengan demikian, temuan penelitian ini mendukung potensi kombinasi albedo
semangka dan kayu manis sebagai agen ergogenik alami yang mampu
meningkatkan ketahanan terhadap kelelahan neuromuskular. Penelitian ini
memberikan kontribusi empiris dalam pengembangan strategi suplementasi
berbasis bahan alami yang tidak hanya aplikatif dan relatif aman, tetapi juga relevan
untuk meningkatkan performa neuromuskular pada atlet remaja usia 14–17 tahun..
Perpustakaan Digital ITB