Kurva Intensitas-Durasi-Frekuensi (IDFC) sangat penting untuk manajemen sumber daya air, perencanaan infrastruktur, pencegahan bencana, dan penjadwalan pertanian, terutama di daerah seperti IKN Nusantara, Kalimantan Timur. Seiring dengan percepatan urbanisasi, prediksi curah hujan yang akurat menjadi sangat penting untuk merancang infrastruktur yang tangguh dan sistem manajemen air hujan. Perubahan iklim semakin memperburuk tantangan dalam manajemen air, khususnya di daerah rawan banjir, dengan menyebabkan pergeseran yang tidak dapat diprediksi dalam intensitas dan distribusi curah hujan. Untuk mengatasi hal ini, pengembangan kurva IDF berdasarkan hasil model iklim sangat penting. Model-model ini telah lama digunakan untuk memproyeksikan perubahan dalam variabel hidrologi, memberikan wawasan berharga untuk tren curah hujan masa depan dan strategi manajemen air. Memahami karakteristik curah hujan dalam konteks perubahan iklim memastikan efektivitas sistem manajemen air hujan dan perencanaan infrastruktur dalam menghadapi kondisi iklim yang terns berubah. Studi ini menekankan pentingnya menggunakan model iklim untuk beradaptasi dengan pola curah hujan masa depan, memastikan bahwa manajemen sumber daya air di IKN Nusantara tetap tangguh terhadap tantangan terkait perubahan iklim. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa proyeksi masa depan untuk PUH 2, 5, dan 10 lebih rendah dari nilai historis, sementara proyeksi masa depan untuk PUH 25 sangat mirip dengan data yang telah dikoreksi bias. Selain itu, PUH 50 dan PUH 100 menunjukkan peningkatan intensitas, yang menyoroti kebutuhan yang semakin mendesak akan manajemen air hujan yang efektif.
Perpustakaan Digital ITB