Perkembangan perubahan iklim telah mendorong banyak negara untuk menandatangani Perjanjian Paris pada tahun 2015. Sehubungan dengan ini, negara Indonesia telah memutuskan untuk mencapai net zero emisi pada tahun 2060, dimana adopsi kendaraan Listrik memiliki peran penting. Sebagai badan usaha milik negara yang bergerak di bidang pembiayaan infrastruktur dalam negeri, PT Katalis Infra Indonesia (KII) mendapatkan perluasan mandat dari pemerintah pada tahun 2024 untuk memberikan pembiayaan pada sektor infrastruktur kendaraan listrik yang mencakup pembuatan baterai EV beserta stasiun pengisiannya. Terlepas dari perluasan mandat tersebut, KII masih belum memiliki pembiayaan pada sektor tersebut sampai dengan Mei 2025. Kondisi ini menunjukkan adanya kesenjangan antara ekspansi mandat yang diberikan dengan kesiapan operasional perusahaan, sehingga perlu dilakukan analisa secara menyeluruh.
Penelitian ini memiliki fokus pada pembuatan strategi memasuki pasar bagi KII untuk memperluas portofolio pembiayaan di sektor infrastruktur kendaraan listrik. Penelitian ini memiliki tiga tujuan utama: (1) mengidentifikasi kesenjangan antara kapabilitas KII dan faktor kunci keberhasilan di industri; (2) membuat strategi memasuki pasar untuk mengisi kesenjangan yang teridentifikasi; dan (3) membuat rencana implementasi yang praktikal. Penelitian ni menggunakan metode kualitatif yang mencakup tinjauan literatur, komparasi, analisa dokumen, serta wawancara semi tersetuktur terhadap pihak internal dan eksternal yang memiliki kepentingan. Pihak internal terdiri dari pemimpin divisi bisnis yang memiliki tanggung jawab untuk mencari klien baru. Pihak eksternal teridiri dari representatif lembaga keuangan lain yang sudah berhasil memberikan pembiayaan EV di Indonesia dan juga pengembang infrastruktur EV dalam negeri.
Data diolah dengan analisa internal dan eksternal menggunakan beberapa teori seperti Resource Based View (RBV) untuk analisis internal, PESTEL dan Porter’s Five Forces untuk analisis eksternal. dan SWOT – TOWS matriks untuk pembuatan strategi bisnis, serta analisa kesenjangan untuk menentukan strategi yang tepat pada area yang membutuhkan peningkatan agar dapat memenuhi kesenjangan pada faktor kunci keberhasilan di industri. Sehubungan dengan penelitian ini menggunakan metode kualitatif, transkrip wawancara diolah menggunakan metode open coding berdasarkan kata kunci tertentu, diikuti dengan axial coding untuk mengelompokkan kode tertentu ke dalam kelompok tematik yang lebih besar dan dibuat rangkumannya untuk setiap kelompok.
Penelitian ini menemukan beberapa kesenjangan dengan ekspektasi dan praktik pada umumnya di dalam industri, mulai dari kondisi perusahaan yang tidak memiliki keahlian teknikal dan kerangka evaluasi kredit spesifik untuk infrastruktur EV, terbatasnya produk pembiayaan hijau di sektor baru ini, serta perluasan mandat yang tidak mencakup segmen utama ekosistem kendaraan listrik. Untuk mengatasi kesenjangan ini, tiga belas strategi dikembangkan dengan TOWS matriks dalam empat kuadran, yaitu kombinasi SO (Strength – Opportunity), WO (Weakness – Opportunity), ST (Strength – Threat) dan WT (Weakness – Threat). Strategi tersebut kemudian divalidasi oleh para peserta kunci wawancara.
Penelitian ini diakhiri dengan pembuatan rencana implementasi, yang mencakup dari periode TW3 2025 sampai TW4 2026 dan juga menetapkan pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaanya. Sebagai penutup, penelitian ini juga memberikan rekomendasi bagi KII terkait tahapan pengerjaan solusi dalam mengimplementasikan strategi yang disampaikan. Selain itu, penelitian selanjutnya di masa mendatang dapat mengadopsi metode kuantitatif untuk menyelesaikan masalah serupa
Perpustakaan Digital ITB