digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

Biro Kemitraan Institut Teknologi Bandung bertanggung jawab untuk menyusun kebijakan, mengelola program kemitraan, mobilitas internasional, serta layanan mahasiswa internasional. Dalam kegiatan sehari-hari, Biro Kemitraan menghadapi kendala dalam penyimpanan dokumen yang masih manual dan tidak terintegrasi, sehingga mengganggu proses pemantauan kemitraan. Selain itu, biro kekurangan informasi yang diperlukan terhadap aset intelektual ITB untuk pengambilan keputusan strategis dan berdampak besar, seperti kunjungan internasional. Biro Kemitraan ingin mengembangkan sistem informasi untuk mengatasi permasalahan ini, tetapi belum mampu menyampaikan kebutuhan sistem informasi tersebut kepada Direktorat Pengembangan ITB. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan strategis sistem informasi pada Biro Kemitraan ITB. Perencanaan sistem informasi Biro Kemitraan ITB dilaksanakan melalui beberapa tahapan. Pertama, analisis kondisi internal dengan memetakan objektif strategis, proses bisnis, dan kondisi aktual IS/IT. Kedua, analisis kondisi eksternal dengan menganalisis rantai nilai eksternal, PEST, dan benchmark divisi kemitraan lainnya. Ketiga analisis kebutuhan sistem informasi dengan analisis SWOT untuk merangkum posisi Biro Kemitraan dalam memenuhi tujuan objektif, analisis TOWS untuk merancang inisiatif strategis, analisis faktor kunci keberhasilan, dan pengelompokkan sistem informasi, dan prioritisasi sistem informasi dilakukan menggunakan McFarlan Grid. Hasil yang didapatkan adalah terdapat 12 objektif strategis yang ingin dicapai oleh Biro Kemitraan, lalu diturunkan menjadi 23 inisiatif strategis yang menjadi cara dalam pencapaian objektif tersebut. Lalu, didapatkan 79 faktor kunci keberhasilan yang diturunkan menjadi 88 kebutuhan sistem dan informasi. Kebutuhan sistem dan informasi dikelompokkan menjadi 17 sistem informasi yang dibutuhkan. Setelah analisis gap, Biro Kemitraan ITB perlu mengembangkan dan merancang 12 sistem informasi, dengan 9 sistem merupakan Sistem Informasi Manajemen dan 3 sistem merupakan Sistem Pendukung Keputusan.