Tiffa Elyza Putri [17221051]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Permasalahan pencemaran lingkungan akibat penggunaan zat pewarna sintetis
dalam industri tekstil telah mendorong berbagai upaya untuk mengembangkan
alternatif pewarna alami yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Salah satu
potensi yang belum banyak dimanfaatkan adalah kulit bawang merah (Allium cepa
L.), yang selama ini hanya dianggap sebagai limbah organik. Penelitian ini
bertujuan untuk mengeksplorasi pemanfaatan kulit bawang merah sebagai pewarna
alami pada kain rami rayon melalui teknik shibori, dengan fokus pada pengaruh
penggunaan pre-mordant tawas dan tunjung terhadap kualitas warna, ketahanan
luntur, dan kestabilan dimensi kain.
Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimental melalui proses pencelupan
dan penerapan teknik shibori (itajime, arashi, kanoko, dan honeycomb), serta uji
laboratorium sesuai standar SNI ISO 5077:2011, SNI ISO 6330:2015, dan SNI ISO
105-C06:2020 A2S. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit bawang
merah mampu menghasilkan gradasi warna berbeda bergantung pada jenis mordant
yang digunakan: warna kuning cerah dihasilkan oleh tawas dan warna olive tua oleh
tunjung. Ketahanan luntur terhadap pencucian menunjukkan nilai 1–3, dan
penodaan terhadap serat lain berada pada kisaran 4–4,5. Selain itu, penyusutan kain
masih dalam batas toleransi untuk serat alami.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kulit bawang merah yang biasanya dibuang
sebagai limbah ternyata bisa dimanfaatkan sebagai bahan pewarna alami yang
ramah lingkungan dan berguna untuk produk fashion. Dengan menggabungkan
teknik pewarnaan tradisional dan desain modern, hasilnya diharapkan dapat
menjadi pilihan alternatif dalam menciptakan kain yang tidak hanya menarik dan
bisa digunakan sehari-hari, tetapi juga mendukung tekstil berkelanjutan di bidang
industri kreatif dan kerajinan tekstil.
Perpustakaan Digital ITB