digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tiffa Elyza Putri [17221051]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

Permasalahan pencemaran lingkungan akibat penggunaan zat pewarna sintetis dalam industri tekstil telah mendorong berbagai upaya untuk mengembangkan alternatif pewarna alami yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Salah satu potensi yang belum banyak dimanfaatkan adalah kulit bawang merah (Allium cepa L.), yang selama ini hanya dianggap sebagai limbah organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pemanfaatan kulit bawang merah sebagai pewarna alami pada kain rami rayon melalui teknik shibori, dengan fokus pada pengaruh penggunaan pre-mordant tawas dan tunjung terhadap kualitas warna, ketahanan luntur, dan kestabilan dimensi kain. Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimental melalui proses pencelupan dan penerapan teknik shibori (itajime, arashi, kanoko, dan honeycomb), serta uji laboratorium sesuai standar SNI ISO 5077:2011, SNI ISO 6330:2015, dan SNI ISO 105-C06:2020 A2S. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit bawang merah mampu menghasilkan gradasi warna berbeda bergantung pada jenis mordant yang digunakan: warna kuning cerah dihasilkan oleh tawas dan warna olive tua oleh tunjung. Ketahanan luntur terhadap pencucian menunjukkan nilai 1–3, dan penodaan terhadap serat lain berada pada kisaran 4–4,5. Selain itu, penyusutan kain masih dalam batas toleransi untuk serat alami. Penelitian ini menunjukkan bahwa kulit bawang merah yang biasanya dibuang sebagai limbah ternyata bisa dimanfaatkan sebagai bahan pewarna alami yang ramah lingkungan dan berguna untuk produk fashion. Dengan menggabungkan teknik pewarnaan tradisional dan desain modern, hasilnya diharapkan dapat menjadi pilihan alternatif dalam menciptakan kain yang tidak hanya menarik dan bisa digunakan sehari-hari, tetapi juga mendukung tekstil berkelanjutan di bidang industri kreatif dan kerajinan tekstil.