UKM batik merupakan industri yang berkontribusi terhadap pelestarian warisan
budaya dan perekonomian nasional. Namun, UKM batik masih menemui berbagai
tantangan strategis akibat ketidakpastian lingkungan bisnis. Untuk menghadapi
tantangan tersebut, UKM batik perlu senantiasa melakukan inovasi. Tidak hanya
inovasi produk, UKM batik perlu melakukan inovasi proses bisnis yang dapat
menjadi sumber daya saing dan menghasilkan keuntungan yang lebih cepat. Inovasi
proses bisnis di UKM batik perlu diterapkan secara ambidextrous, yakni inovasi
radikal dan perbaikan permasalahan pelaksanaan proses bisnis yang diterapkan
secara simultan dan seimbang serta terus menerus melalui BPM ambidexterity.
Kapabilitas BPM ambidexterity di UKM Batik perlu didukung dengan model
maturitas yang dapat mengukur kapabilitas tersebut dan memberikan pedoman
perbaikannya. Namun hingga kini, belum terdapat penelitian mengenai model
maturitas BPM ambidexterity di UKM. Padahal, informasi tingkat kematangan
BPM ambidexterity pada UKM batik dapat membantu perusahaan untuk
mengetahui kapabilitasnya saat ini dan merencanakan upaya tindak lanjut
perbaikannya.
Penelitian ini merancang model maturitas BPM ambidexterity pada UKM Batik
yang dapat menilai tingkat kematangannya saat ini serta menjadi pedoman untuk
melaksanakan perbaikan kapabilitasnya di masa depan. Model maturitas BPM
ambidexterity yang dikembangkan tersusun oleh tiga komponen domain, yakni
Kapabilitas Organisasi, Kolaborasi Eksternal, dan Siklus Hidup BPM yang
mencakup kapabilitas nonteknis dan teknis dari BPM ambidexterity. Penilaian
maturitas BPM ambidexterity dilakukan berdasarkan penilaian kapabilitas BPM
eksplorasi dan eksploitasi, melalui 58 indikator. Model maturitas BPM
ambidexterity dikembangkan melalui beberapa tahapan validasi, yakni validasi
konten, validasi tampang, dan validasi aplikabilitas serta umpan balik penerapan
model maturitas di UKM batik.
Perpustakaan Digital ITB