Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas tanaman Chlorophytum comosum
dalam akumulasi logam nikel (Ni), tembaga (Cu), dan kadmium (Cd) pada tanah
yang terkontaminasi tailing nikel, serta menentukan peran agen pengkelat asam
sitrat dan EDTA dalam meningkatkan proses fitoremediasi. Media tanam terdiri atas
tanah Lembang, tailing nikel, dan campurannya (3:1, b/b), yang dikarakterisasi
secara fisikokimia pada awal dan akhir penanaman. Konsentrasi logam awal dan
akhir dianalisis menggunakan ICP-MS, sedangkan distribusi spesiasi logam
ditentukan melalui metode sequential extraction Tessier yang didukung uji TCLP.
Penanaman dilakukan selama periode tertentu dengan enam perlakuan: kontrol,
tanah+tailing, tanah+tailing+asam sitrat 5 mmol/L, tanah+tailing+asam sitrat 10
mmol/L, tanah+tailing+EDTA 5 mmol/L, dan tanah+tailing+EDTA 10 mmol/L.
Hasil menunjukkan bahwa pada kondisi awal, Ni di tanah Lembang memiliki
mobilitas tinggi (F1+F4 ? 24%), sedangkan Cu didominasi fraksi residu (>85%),
dan Cd pada tailing memiliki mobilitas sangat tinggi (F1 > 32%). Penambahan asam
sitrat secara signifikan meningkatkan serapan Ni (PE hingga 82%) dengan
akumulasi dominan di akar (TF < 0,5), menunjukkan mekanisme
phytostabilization. Sementara itu, EDTA meningkatkan ketersediaan Cu dan Ni
secara lebih efektif (BCF dan PE tertinggi pada V4), tetapi disertai risiko
kehilangan logam melalui pelindian akibat kompleks logam–EDTA yang stabil. Cd
menunjukkan tingkat serapan tinggi pada semua perlakuan, meskipun
interpretasinya perlu hati-hati karena adanya anomali neraca massa. Secara
keseluruhan, asam sitrat lebih sesuai untuk remediasi aman berbasis stabilisasi Ni,
sedangkan EDTA efektif untuk memaksimalkan mobilisasi dan akumulasi Cu dan
Ni, dengan syarat adanya pengelolaan lindi untuk mencegah pencemaran sekunder.
Penelitian ini memberikan dasar ilmiah untuk optimasi strategi fitoremediasi pada
tanah terkontaminasi tailing nikel menggunakan kombinasi tanaman hiperakumulator dan agen pengkelat yang tepat.
Perpustakaan Digital ITB