Peralihan global menuju ekonomi rendah karbon telah meningkatkan tekanan regulasi, pasar, investor, dan masyarakat terhadap bank untuk menyelaraskan portofolio pembiayaan dengan prinsip keuangan berkelanjutan. Di Indonesia, di mana batu bara masih menjadi pusat bauran energi, bank menghadapi dilema strategis antara mempertahankan profitabilitas dari pembiayaan batu bara dan mematuhi persyaratan taksonomi hijau. Penelitian ini mengevaluasi implikasi pendapatan bunga dari penghentian bertahap sektor batu bara bagi Bank Permata, salah satu bank komersial terkemuka di Indonesia, serta menelaah strategi mitigasinya. Analisis ini mengintegrasikan Teori Sinyal, Teori Ketergantungan Sumber Daya, Teori Stakeholder, dan Keuangan Berkelanjutan terkait pertimbangan strategis, risiko, dan kepentingan pemangku kepentingan dalam realokasi portofolio.
Analisis skenario kuantitatif diterapkan pada empat perusahaan batu bara terbuka dengan fasilitas kredit di Bank Permata sebagai sampel. Dengan pendekatan perencanaan laba, proyeksi keuangan dikembangkan untuk laporan laba rugi, neraca, dan arus kas berdasarkan data publik dan asumsi yang divalidasi. Hasil kemudian dibandingkan antara skenario dasar dan tiga skenario penghentian, dengan skenario paling ketat menargetkan nol eksposur pada tahun 2030.
Temuan menunjukkan bahwa penghentian dalam jangka pendek akan menurunkan pendapatan bunga, yang disebabkan oleh berkurangnya saldo pinjaman dan yield, namun memberikan manfaat jangka panjang berupa berkurangnya risiko ketidakpatuhan regulasi dan menurunnya eksposur reputasi terhadap risiko transisi. Potensi kerugian juga dapat diminimalkan dengan mengalokasikan kembali ke sektor yang selaras dengan taksonomi hijau dengan yield yang kompetitif. Penelitian ini menawarkan kerangka pemodelan berbasis skenario yang dapat direplikasi untuk mengkuantifikasi dampak finansial dari strategi penghentian batu bara di perbankan pasar berkembang. Penelitian ini menekankan pentingnya realokasi portofolio strategis, diversifikasi ke sektor berkelanjutan, dan penguatan penilaian risiko ESG untuk menjaga profitabilitas sekaligus mendukung tujuan keberlanjutan nasional dan global.
Perpustakaan Digital ITB