digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Aulia Akbar
PUBLIC Open In Flipbook Noor Pujiati.,S.Sos Ringkasan

COVER Aulia Akbar
PUBLIC Open In Flipbook Noor Pujiati.,S.Sos Ringkasan

BAB 1 Aulia Akbar
PUBLIC Open In Flipbook Noor Pujiati.,S.Sos Ringkasan

BAB 2 Aulia Akbar
PUBLIC Open In Flipbook Noor Pujiati.,S.Sos Ringkasan

BAB 3 Aulia Akbar
PUBLIC Open In Flipbook Noor Pujiati.,S.Sos

BAB 4 Aulia Akbar
PUBLIC Open In Flipbook Noor Pujiati.,S.Sos Ringkasan

BAB 5 Aulia Akbar
PUBLIC Open In Flipbook Noor Pujiati.,S.Sos Ringkasan

PUSTAKA Aulia Akbar
PUBLIC Open In Flipbook Noor Pujiati.,S.Sos Ringkasan

LAMPIRAN Aulia Akbar
PUBLIC Open In Flipbook Noor Pujiati.,S.Sos Ringkasan

Keberagaman merupakan sumber daya sekaligus hasil dari proses desain yang dilakukan oleh desainer. Melalui berbagai teknik dan gagasan, wacana budaya dan nilai-nilai ideologis dapat diolah menjadi pedoman untuk menentukan arah solusi desain dan posisi keberpihakan desainer. Di Indonesia, ideologi yang memiliki kekuatan pluralitas, seperti Pancasila, telah menjadi fondasi utama untuk membangun persatuan. Dalam konteks ini, desainer memiliki dampak ganda sebagai agen sosial antara ideologi desain dan artikulasi identitas nasional. Namun, studi tentang budaya desain dalam masyarakat heterogen seperti Indonesia masih terbatas, sehingga penelitian ini semakin mendesak. Urgensi penelitian ini ditegaskan oleh potensinya untuk mengungkap interaksi yang kompleks antara desain, budaya, dan identitas dalam masyarakat majemuk. Penelitian ini mengeksplorasi praktik keseharian desainer di Indonesia dalam format studio desain. Metode yang digunakan adalah Rapid Ethnographic Assessment (REA), yang meliputi survei, purposive dan snowball sampling, serta wawancara semi-terstruktur, yang kemudian dianalisis melalui tulisan reflektif dengan subjek empat studio desain di Bandung, Indonesia. Hasil kajian menunjukkan beberapa kecenderungan dalam merefleksikan pluralitas dalam praktik desain di Indonesia. Temuan kunci meliputi: (1) nilai kemajemukan muncul dalam bentuk-bentuk adaptasi, kompromi sosial dan produksi simbolik, (2) kemajemukan beresiko menjadi sekedar ornamen sosial atau instrumen pasar, bukan nilai yang transformatif dan (3) nilai kemajemukan perlu dibaca ulang lebih dari sekedar fakta sosial untuk sistem kerja, sumber gagasan dan etika bersama. Kajian ini membuka wacana baru tentang budaya desain di negara yang heterogen dan menyoroti pentingnya studio desain sebagai situs etnografi dalam memahami reproduksi budaya. Sebagai laboratorium kecil bagi masyarakat urban, khususnya komunitas desainer dan kreatif, studio desain menjadi wadah yang relevan untuk mengkaji dinamika sosial dan ideologi dalam praktik desain.