Teks ini membahas makna kemajemukan di Indonesia, mengaitkannya dengan sejarah, budaya, dan nasionalisme, serta menyoroti tantangan dalam merawat keberagaman tersebut. Keberagaman Indonesia dipandang sebagai modal besar yang diidealkan dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika, namun di sisi lain juga dimanfaatkan sebagai alat politik. Keberagaman menekankan pada nilai-nilai komunitas dan tradisi lokal, sangat kontras dengan keberagaman di dunia barat yang lebih menekankan nilai-nilai individualistik. Lebih lanjut, teks ini menyoroti dinamika perjuangan nilai kemajemukan di Indonesia, termasuk ketegangan antara bahasa Indonesia dan bahasa daerah, tragedi 1998, dan dominasi etnis tertentu. Teks ini juga mengupas mengenai keberagaman dan kreativitas dalam desain, dengan menyoroti pentingnya keberagaman perspektif dalam menghasilkan gagasan yang bernilai. Terakhir, teks ini menganalisis praktik keseharian di studio desain sebagai ruang produksi desainer dan poliritmik dengan beragam ritme linear, siklik, tubuh, dan sosial. Teks ini menyimpulkan bahwa kesadaran kritis mengenai realita keseharian desainer Indonesia sangat krusial, dan bahwa praktik yang lebih berkesadaran, terbuka, dan inklusif akan menjadi contoh yang baik bagi budaya desain Indonesia di masa depan.