Kota Bandung merupakan salah satu tujuan wisata yang sering dikunjungi turis domestik dan asing. Akibatnya, jumlah hotel meningkat dari 289 pada tahun 2011 menjadi 392 pada tahun 2015. Terlebih lagi, hotel di Bandung didominasi oleh hotel melati. Menurut BPS Kota Bandung, jumlah hotel melati telah mencapai 275 pada tahun 2015. Situasi tersebut meningkatkan persaingan hotel melati di Bandung. Grup Hotel XYZ adalah grup hotel yang berlokasi di Bandung dengan tiga hotel melati. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memahami kondisi pasar dan menyesuaikan strategi mereka. Saat ini, pemilik perusahaan menyadari bahwa divisi binatu berkontribusi pada tingginya biaya dalam mencuci linen sehari-hari. Biaya binatu yang tinggi disebabkan oleh pemisahaan divisi binatu dan pemakaian mesin cuci rumahan. Binatu hotel diusulkan untuk meningkatkan profitabilitas dan efisinsi biaya dengan cara menggabungkan divisi binatu dan menerima order dari luar perusahaan khususnya hotel melati di Bandung. Selain itu, investasi pada mesin cuci komersil sangat penting untuk binatu hotel dalam mengatasi biaya binatu yang tinggi dari mesin cuci rumahan. Akan tetapi, proyek binatu hotel seharusnya dianalisis sebelum membuat keputusan investasi dalam binatu hotel. Pada penelitian ini, analisis internal dan eksternal dilakukan untuk memahami faktorfaktor yang mempengaruhi bisnis binatu hotel. Di samping itu, penulis melakukan manajemen risiko untuk menentukan strategi perusahaan dalam binatu hotel.
Tujuan penelitian ini adalah menemukan solusi bagi Grup Hotel XYZ. Analisis investasi dilakukan untuk mengukur kelayakan proyek melalui periode pengembalian, nilai bersih sekarang, tingkat pengembalian internal dan indeks profitabilitas. Pendekatan lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis biaya untuk mengukur efisiensi biaya dengan dan tanpa penggabungan divisi binatu.
Hasil dari analisis investasi menunjukan bahwa proyek binatu hotel layak dengan periode pengembalian 2,77 tahun, nilai bersih sekarang sebesar Rp 899.791.246, tingkat pengembalian internal sebesar 39,31% dan indeks profitabilitas sebesar 2,40. Analisis biaya menunjukan efisiensi biaya sebesar Rp 1.296 per kilogram dengan penggabungan divisi binatu. Dari hasil analisis tersebut, penulis menyarankan Grup Hotel XYZ untuk menjalankan proyek binatu hotel.
Perpustakaan Digital ITB