digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Solusi berbasis alam semakin diandalkan dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Di negara-negara tropis seperti Indonesia, upaya ini dilakukan dengan restorasi hutan mangrove. Setelah meratifikasi Paris Agreement dalam Undang-Undang Nomor 16 tahun 2016, pemerintah Indonesia menyampaikan dokumen Enhanced Nationally Determined Contributions (ENDC), dimana sektor Kehutanan dan Penggunaan Lahan Lain (FOLU) diharapkan menyumbang 59% dari target penurunan emisi gas rumah kaca. Sayangnya terdapat kesenjangan nyata antara target kebijakan dan implementasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengisi kekosongan kajian kelayakan finansial proyek karbon berbasis FOLU dengan menggunakan studi kasus proyek restorasi hutan mangrove berbasis kredit karbon yang diinisiasi oleh Mahkota Mangrove Indonesia (Mangrovin) di Indramayu, Jawa Barat dalam area seluas 340 hektar. Pendekatan kuantitatif deskriptif digunakan dalam penelitian ini dengan penerapan metode pemodelan keuangan, meliputi Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Discounted Payback Period (DPBP). Data diperoleh melalui sumber primer dan sekunder. Persamaan allometric umum dari Komiyama et al. (2005) digunakan untuk menghitung potensi sekuestrasi karbon yang kemudian dikonversi menjadi kredit karbon mempertimbangkan emisi proyek dan buffer ketidakpastian. Arus kas selama 30 tahun diproyeksikan menggunakan diskonto berdasarkan WACC. Hasil analisis menunjukkan kelayakan finansial yang kuat dengan NPV sebesar Rp 223 miliar, IRR sebesar 29.18%, dan DPBP selama 7 tahun. Diketahui bahwa faktor WACC dan pendapatan memiliki pengaruh terbesar terhadap NPV berdasarkan analisis sensitivitas. Perubahan WACC sebesar ±20% mempunyai dampak sebesar 30,9% dan -23% terhadap NPV, sedangkan faktor pendapatan mempunyai dampak sebesar ±24,1%-24,5% terhadap NPV. Selain aspek finansial, penelitian ini juga menunjukkan berbagai manfaat sosial-ekologis dari restorasi mangrove. Tinjauan regulasi menekankan pentingnya kepatuhan terhadap kerangka terbaru untuk menjamin legalitas dan akses ke pasar karbon. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap literatur keuangan lingkungan melalui pembuktikan bahwa proyek karbon berbasis ekosistem dapat layak secara ekonomi. Penelitian lanjutan disarankan untuk mengkuantifikasi manfaat sosial-ekologis untuk memperkaya studi kelayakan pada proyek restorasi hutan mangrove.