Perpustakaan Digital ITB

Dalam beberapa tahun terakhir, universitas dan lembaga penelitian menghadapi tuntutan yang semakin besar untuk menghasilkan riset berdampak, yaitu penelitian yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Hal ini menuntut model pengembangan sains yang mampu mengaitkan proses inovasi dengan orientasi sosial, etis, dan keberlanjutan. Salah satu potensi yang relatif jarang dikaji adalah peran agama sebagai modal yang dapat memperkuat orientasi dan jejaring riset. Selama ini, kajian religious capital umumnya berfokus pada kontribusinya di bidang ekonomi, sementara keterkaitannya dengan pengembangan sains masih minim perhatian. Penelitian ini menggunakan pendekatan Weberian yang dipadukan dengan Actor- Network Theory untuk menganalisis peran agama dalam studi kasus pengembangan ventilator medis di Indonesia. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan penelusuran dokumen terkait proyek. Hasil penelitian mengidentifikasi tiga syarat utama agar agama dapat menjadi modal bagi riset berdampak: (1) mendorong eksplorasi alam secara konstan, (2) mendorong keterlibatan aktif dalam aktivitas keduniawian dan melegitimasi transformasi dunia secara etis, serta (3) mengarahkan pengembangan sains agar terhubung dengan manfaat praktis bagi masyarakat umum. Temuan ini memperluas konsep religious capital dengan menambahkan dimensi eksplorasi ilmiah, orientasi duniawi, dan orientasi kemaslahatan publik dalam konteks pengembangan sains. Secara teoretis, penelitian ini memperkaya kajian Weberian dengan sensitivitas deskriptif Actor-Network Theory untuk memahami hubungan agama–sains pada level mikro. Secara praktis, temuan ini dapat menjadi rujukan bagi perguruan tinggi, lembaga keagamaan, dan pembuat kebijakan untuk memanfaatkan potensi agama dalam membangun jaringan riset yang relevan secara sosial, kokoh, dan berkelanjutan.