Penyakit Infeksi Emerging (PIE) seperti COVID-19 menuntut pengembangan alat
bantu diagnosis yang akurat dan efisien. Tingkat kesalahan diagnosis dapat
meningkat karena kondisi pandemi belum sepenuhnya dikenal oleh para dokter. Di
masa mendatang, sistem Diagnosis Berbantuan Komputer (CAD) akan sangat
berharga karena dapat membantu dokter dalam proses diagnosis. Salah satu
pendekatan yang dapat digunakan adalah integrasi jaringan saraf konvolusi (CNN)
dan proses Gaussian mendalam (DGP) dalam model berbasis data citra medis.
Metode integrasi CNN dan DGP mengembangkan model dengan kemampuan
ekstraksi citra yang baik dengan prediksi yang bersifat probabilistik. CNN
berfungsi sebagai alat ekstraksi fitur untuk menyederhanakan kompleksitas data
citra, sedangkan DGP memberikan prediksi probabilistik yang dilengkapi dengan
selang kepercayaan. Dengan integrasi tersebut metrik False Confidence Rate
(FCR), rasio kesalahan prediksi model yang terlaksana secara konfiden, dapat
diukur sehingga kesalahan diagnosis oleh seorang ahli dapat dimitigasi.
Dalam meninjau keunggulan model terbangun, digunakan pengujian dengan data
digit tulis tangan MNIST dengan akurasi mencapai 99.12% dan FCR 0%
menunjukkan prediksi model terlaksana secara konfiden dan tepat. Pada data uji
citra medis X-ray COVID-19 tercapai akurasi 99.71% dan FCR 0%. Semakin besar
kuantitas titik induksi dan lapisan kompleksitas integrasi model CNN dan DGP,
maka performa model cenderung semakin baik.
Penelitian ini menunjukkan keterbaruan dalam pemanfaatan integrasi dua model
pembelajaran mendalam. Integrasi antara Convolutional Neural Network (CNN)
dan Deep Gaussian Process (DGP) berpotensi mendukung diagnosis medis pada
tingkat yang lebih lanjut dengan kemampuan mitigasi kesalahan diagnosis yang
lebih baik. Melalui pendekatan ini, para ahli medis dapat mengurangi waktu dalam
peninjauan kasus medis hingga 82,6%.
Perpustakaan Digital ITB