digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER - Adhitya Rimba El-Fajriansyah
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I - Adhitya Rimba El-Fajriansyah
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II - Adhitya Rimba El-Fajriansyah
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III - Adhitya Rimba El-Fajriansyah
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV - Adhitya Rimba El-Fajriansyah
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V - Adhitya Rimba El-Fajriansyah
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB VI - Adhitya Rimba El-Fajriansyah
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA - Adhitya Rimba El-Fajriansyah
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN - Adhitya Rimba El-Fajriansyah
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

Liquefied petroleum gas (LPG) adalah sumber energi utama di Indonesia, dengan pertumbuhan konsumsi sebesar 3,64% CAGR dari tahun 2014 hingga 2023. Sebagai pemasok LPG utama, PT X menggunakan terminal LPG (TLPG) untuk distribusi LPG ke pelanggan. Namun, TLPG Y di marketing operation region (MOR) 2 menghadapi masalah operasional yaitu coverage days yang rendah di bawah standar 3 hari yang ditetapkan oleh Kementerian ESDM. Selain itu, biaya distribusi yang tinggi dan jarak yang jauh ke titik pelanggan di Bengkulu menyebabkan rantai pasok yang tidak efisien. Jarak dari TLPG ke titik pelanggan di Bengkulu memiliki rata-rata jarak 516 kilometer, dibandingkan dengan rata-rata jarak distribusi ke semua titik pelanggan sebesar 273 kilometer. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model dalam menentukan lokasi, kapasitas, dan konfigurasi rantai pasok optimal untuk TLPG baru di Bengkulu. Untuk mencapai tujuan penelitian, pendekatan mixed integer linear programming (MILP) menggunakan model transportasi dikembangkan untuk mengoptimalkan rantai pasok LPG di Bengkulu. Model ini bertujuan untuk meminimalkan biaya operasional (pengadaan, distribusi, storage and handling) serta biaya investasi (pembangunan lahan dan fasilitas, tangki penyimpanan, dan dermaga) untuk memenuhi permintaan dari seluruh pelanggan di Bengkulu. Model akan menggunakan Python sebagai bahasa pemrograman dan library pemrograman PuLP untuk menyelesaikan permasalahan. Model ini menentukan lokasi optimal untuk pembangunan TLPG baru serta konfigurasi rantai pasok dengan memanfaatkan alternatif TLPG. Keluaran model berupa throughput suplai dan distribusi LPG, serta kebutuhan fasilitas, dermaga, dan tangki TLPG. Solusi optimal memberikan biaya rantai pasok tahunan untuk PT X sebesar Rp35.630.241.139 dan membuka TLPG baru di Muara Bangka Hulu, Kota Bengkulu. TLPG baru ini menyelesaikan masalah operasional yang dialami TLPG Y, meningkatkan coverage days menjadi 3 hari. Biaya rantai pasok optimal ini mengurangi biaya rantai pasok sebesar 11,28% dan menghemat Rp79.510.586.210 selama 10 tahun operasional TLPG tersebut.