Interaksi masyarakat pada teknologi digital semakin intensif, menurut data statistik
yang dilakukan oleh Meta memaparkan bahwa mayoritas kalangan generasi muda
di Indonesia menginginkan lebih banyak konten digital seperti avatar dan realitas
virtual khususnya melalui kanal sosial media. Saat ini, interaksi manusia pada dunia
patafisika umumnya masih diakses melalui layar datar dari gawai pintar, namun
dapat diprediksi di masa depan, berdasarkan kemajuan teknologi realitas virtual,
interaksi ini akan terus berkembang membuat seolah-olah manusia masuk ke dalam
dunia patafisika (immersive) secara total. Dengan memiliki kesadaran, manusia
dapat mengakui eksistensinya berada di dalam dunia fisika. Namun, dengan
kehadiran dunia patafisika, manusia membutuhkan ‘kesadaran lain’ untuk dapat
merespon dan berinteraksi di dalamnya, yang berakibat identitas diri dapat terbelah
(devided self), status ontologis subjek sebagai diri yang utuh dan sebagai kesatuan
(unity), akan digantikan dengan konsep diri yang terpecah, plural dan tak berpusat.
Selain itu, manusia juga masih berupaya mencari jawaban akan makna kehidupan
dengan menganut berbagai kepercayaan yang bersumber dari dunia metafisika.
Masalah akan hal ini telah muncul pada fenomena ibadah dari agama yang
dilakukan secara daring (online) mulai dipertanyakan efikasinya. Dengan demikian,
interaksi manusia pada dunia fisika, patafisika, dan metafisika secara bersamaan
membutuhkan penjelasan terkait ‘kesadaran simultan’ berujung berdampak
fundamental pada realitas.
Sementara itu, Indonesia memiliki keberagaman kebudayaan, salah satunya
minuman jamu yang dikenal sebagai obat tradisional. Jamu memiliki 3 argumen
yang menyatakan memiliki unsur dunia metafisika, yaitu; Pertama, asal kata jamu
yaitu jampi yang dalam kamus bahasa Indonesia berarti kata-kata atau kalimat yang
dibacakan untuk mendatangkan daya gaib. Kedua, sejarah tentang jamu dapat
ditemukan di Candi Borobudur, yang merupakan tempat beribadah dari umat
beragama Buddha. Ketiga, sampai saat ini pembahasan seputar minuman jamu
masih menggunakan kata “dipercaya” akan khasiatnya. Kata ‘percaya’, ‘dipercaya’
atau ‘kepercayaan’ bersifat apriori, seringkali dipergunakan untuk menjelaskan
tentang sesuatu yang di luar pengalaman inderawi manusia. Selanjutnya, berbagai
pelaku industri jamu telah melakukan inovasi produk yang bertujuan untuk
menjangkau segmen kalangan generasi muda, dengan berupaya membuat rasa
minuman jamu yang unik dan kreatif tanpa kehilangan manfaatnya. Terdapat
transformasi secara signifikan dari penjualan cara konvensional ‘jamu gendong’,
menjadi ‘jamu kekinian’ dengan desain kemasan produk yang mampu
ii
menyesuaikan tren masyarakat saat ini. Pada perkembangan era kontemporer,
desain label kemasan produk dapat merupakan bagian dari teknologi realitas
berimbuh dengan metode pelacakan gambar, sehingga memungkinkan untuk
menampilkan dunia patafisika yang dipresentasikan bersama dunia fisika pada
waktu yang bersamaan, sekaligus membawa karya seni menemukan bentuk baru
untuk konsep fantasi, imajinasi, mimpi, dongeng, dan fiksi dapat berbaur dalam
hiper-realitas. Maka dari itu, kajian secara komprehensif pada desain kemasan
produk minuman jamu dapat memberikan rujukan untuk mengidentifikasi dampak
interaksi kesadaran manusia secara multi dimensi.
Penelitian ini mempergunakan metode campuran eksplanatori, diawali dengan
merancang stimulus berupa desain kemasan produk minuman jamu dengan narasi
gim red potion yang diterapkan melalui eksperimen beep test, selanjutnya analisa
data dilakukan melalui metode kuantitatif uji statistik ANOVA pada 90 partisipan
dengan menerapkan teori plasebo yang mampu mengukur reaksi biologis tubuh
manusia. Eksperimen ini mampu membuktikan bahwa melalui narasi dengan
konsep dunia patafisika dan metafisika dapat menciptakan realitas inter-subjektif
pada dunia fisika. Penelitian kemudian dilanjutkan melalui metode kualitatif
fenomenologi transendental dengan wawancara pada 6 partisipan yang mampu
merespon secara optimal stimulus dari dunia fisika, patafisika dan metafisika.
Hasilnya, interaksi kesadaran manusia akan tetap terhubung dari antara sekumpulan
partikel cahaya dalam mekanika kuantum, yang dapat menciptakan realitas tanpa
batas, dengan dimensi perjalanan pada jalur masing-masing, merespon berbagai
gejala, menciptakan budaya, mencari komunitas, membentuk jati diri, menemukan
makna hidup, dan yang masih selalu berharap ada dunia sejati, tempat tinggal akhir
dari kesadaran.
Disertasi ini memberikan manfaat pada kemajuan dalam keilmuan khususnya
bidang desain komunikasi visual (DKV) berupa “teori kesadaran simultan” yang
dapat dipergunakan untuk menjelaskan interaksi kesadaran manusia secara
bersamaan pada dunia fisika, patafisika dan metafisika.