digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Interaksi masyarakat pada teknologi digital semakin intensif, menurut data statistik yang dilakukan oleh Meta memaparkan bahwa mayoritas kalangan generasi muda di Indonesia menginginkan lebih banyak konten digital seperti avatar dan realitas virtual khususnya melalui kanal sosial media. Saat ini, interaksi manusia pada dunia patafisika umumnya masih diakses melalui layar datar dari gawai pintar, namun dapat diprediksi di masa depan, berdasarkan kemajuan teknologi realitas virtual, interaksi ini akan terus berkembang membuat seolah-olah manusia masuk ke dalam dunia patafisika (immersive) secara total. Dengan memiliki kesadaran, manusia dapat mengakui eksistensinya berada di dalam dunia fisika. Namun, dengan kehadiran dunia patafisika, manusia membutuhkan ‘kesadaran lain’ untuk dapat merespon dan berinteraksi di dalamnya, yang berakibat identitas diri dapat terbelah (devided self), status ontologis subjek sebagai diri yang utuh dan sebagai kesatuan (unity), akan digantikan dengan konsep diri yang terpecah, plural dan tak berpusat. Selain itu, manusia juga masih berupaya mencari jawaban akan makna kehidupan dengan menganut berbagai kepercayaan yang bersumber dari dunia metafisika. Masalah akan hal ini telah muncul pada fenomena ibadah dari agama yang dilakukan secara daring (online) mulai dipertanyakan efikasinya. Dengan demikian, interaksi manusia pada dunia fisika, patafisika, dan metafisika secara bersamaan membutuhkan penjelasan terkait ‘kesadaran simultan’ berujung berdampak fundamental pada realitas. Sementara itu, Indonesia memiliki keberagaman kebudayaan, salah satunya minuman jamu yang dikenal sebagai obat tradisional. Jamu memiliki 3 argumen yang menyatakan memiliki unsur dunia metafisika, yaitu; Pertama, asal kata jamu yaitu jampi yang dalam kamus bahasa Indonesia berarti kata-kata atau kalimat yang dibacakan untuk mendatangkan daya gaib. Kedua, sejarah tentang jamu dapat ditemukan di Candi Borobudur, yang merupakan tempat beribadah dari umat beragama Buddha. Ketiga, sampai saat ini pembahasan seputar minuman jamu masih menggunakan kata “dipercaya” akan khasiatnya. Kata ‘percaya’, ‘dipercaya’ atau ‘kepercayaan’ bersifat apriori, seringkali dipergunakan untuk menjelaskan tentang sesuatu yang di luar pengalaman inderawi manusia. Selanjutnya, berbagai pelaku industri jamu telah melakukan inovasi produk yang bertujuan untuk menjangkau segmen kalangan generasi muda, dengan berupaya membuat rasa minuman jamu yang unik dan kreatif tanpa kehilangan manfaatnya. Terdapat transformasi secara signifikan dari penjualan cara konvensional ‘jamu gendong’, menjadi ‘jamu kekinian’ dengan desain kemasan produk yang mampu ii menyesuaikan tren masyarakat saat ini. Pada perkembangan era kontemporer, desain label kemasan produk dapat merupakan bagian dari teknologi realitas berimbuh dengan metode pelacakan gambar, sehingga memungkinkan untuk menampilkan dunia patafisika yang dipresentasikan bersama dunia fisika pada waktu yang bersamaan, sekaligus membawa karya seni menemukan bentuk baru untuk konsep fantasi, imajinasi, mimpi, dongeng, dan fiksi dapat berbaur dalam hiper-realitas. Maka dari itu, kajian secara komprehensif pada desain kemasan produk minuman jamu dapat memberikan rujukan untuk mengidentifikasi dampak interaksi kesadaran manusia secara multi dimensi. Penelitian ini mempergunakan metode campuran eksplanatori, diawali dengan merancang stimulus berupa desain kemasan produk minuman jamu dengan narasi gim red potion yang diterapkan melalui eksperimen beep test, selanjutnya analisa data dilakukan melalui metode kuantitatif uji statistik ANOVA pada 90 partisipan dengan menerapkan teori plasebo yang mampu mengukur reaksi biologis tubuh manusia. Eksperimen ini mampu membuktikan bahwa melalui narasi dengan konsep dunia patafisika dan metafisika dapat menciptakan realitas inter-subjektif pada dunia fisika. Penelitian kemudian dilanjutkan melalui metode kualitatif fenomenologi transendental dengan wawancara pada 6 partisipan yang mampu merespon secara optimal stimulus dari dunia fisika, patafisika dan metafisika. Hasilnya, interaksi kesadaran manusia akan tetap terhubung dari antara sekumpulan partikel cahaya dalam mekanika kuantum, yang dapat menciptakan realitas tanpa batas, dengan dimensi perjalanan pada jalur masing-masing, merespon berbagai gejala, menciptakan budaya, mencari komunitas, membentuk jati diri, menemukan makna hidup, dan yang masih selalu berharap ada dunia sejati, tempat tinggal akhir dari kesadaran. Disertasi ini memberikan manfaat pada kemajuan dalam keilmuan khususnya bidang desain komunikasi visual (DKV) berupa “teori kesadaran simultan” yang dapat dipergunakan untuk menjelaskan interaksi kesadaran manusia secara bersamaan pada dunia fisika, patafisika dan metafisika.