Studi ini mengeksplorasi bagaimana sebuah bank pada bangunan cagar budaya (BCB)
yang digunakan kembali sebagai bank dapat menimbulkan keragaman jenis aktivitas
ruang publik melalui placemaking. Placemaking bertujuan meningkatkan hubungan
antara pengguna dan ruang publik, dengan empat indikator utama: access and
linkages, sociability, uses and activities, serta comfort and images (PPS, 2024).
Penelitian ini dilakukan dengan metodologi kualitatif melalui observasi menggunakan
pendekatan studi kasus dan dianalisis secara deskriptif pada lima bangunan cagar
budaya di kawasan pariwisata Braga dan Alun-Alun, Kota Bandung. Penelitian ini
menemukan bahwa affordances menunjukkan desain ruang mendukung aktivitas
tertentu, tetapi pengguna dapat memanfaatkannya secara subjektif. Aktivitas
dipengaruhi oleh letak, jarak dari bangunan, waktu, dan cuaca. Faktor internal seperti
desain dan faktor eksternal seperti behavioral settings serta konsep image of the city
dari Kevin Lynch juga memengaruhi variasi aktivitas. Dalam pembentukan ruang
publik, objek penelitian ini ditemukan dimana proses placemaking terjadi secara topdown
melalui pengelolaan bangunan dan penyediaan fasilitas publik, serta secara
bottom-up melalui keragaman aktivitas pengguna yang memanfaatkan elemen ruang
sesuai subjektivitas mereka. Temuan ini diharapkan dapat berkontribusi dalam
pengembangan ruang publik pada bangunan cagar budaya lainnya di masa depan.