digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Industri tekstil merupakan hal yang melibatkan banyak faktor di dalamnya, dari faktor alam hingga manusia berkaitan dan membentuk suatu sistem. Sayangnya, pemahaman sistem yang selama ini dipahami adalah linier yang hasil akhirnya hanya berupa limbah. Diperlukan transformasi dari sistem linier ke sistem sirkular sehingga limbah yang dihasilkan dapat digunakan kembali sehingga tidak ada pembuangan pada akhir akhir masa hidup suatu produk. Sudah ada upaya yang dapat dilakukan untuk mengolah limbah tekstil, namun sebagian besar bentuk daur ulang yang dilakukan bersifat downgrade atau menurunkan nilai dari kain tersebut. Perlu dilakukannya pengembangan tentang pengolahan limbah tekstil sehingga memperoleh hasil olahan produk yang lebih berkualitas. Rumah Tenun Retota, Magelang merupakan salah satu industri tekstil yang memproduksi kain tenun dengan material serat alam. Terdapat banyak limbah berupa potongan benang serat alam yang merupakan sisa dari proses tenun. Salah satu serat alam yang digunakan yaitu serat pisang abaka, di antara beberapa serat lainnya yang ada di Rumah Tenun Retota, serat pisang abaka merupakan serat yang paling mahal karena proses produksi serat dilakukan di Filipina dan pihak dari Rumah Tenun Retota harus melakukan impor serat dari luar, akan sangat disayangkan jika hanya dibuang dan dibakar. Tingginya minat pasar luar negeri akan tenunan dengan material serat pisang abaka juga menjadi salah satu faktor pemilihan serat tersebut. Pengelolaan limbah di Rumah Tenun Retota masih sebatas dibuang atau dibakar, karena kurangnya lahan untuk menyimpan limbah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menggali potensi limbah benang serat pisang abaka menjadi benang untuk dimanfaatkan kembali dalam proses tenun. Penelitian dilakukan dengan ekplorasi dan eksperimen untuk mendaur ulang limbah serat sisa tenun menjadi benang supplementary weft. Pemilihan teknik tenun dengan menambahkan benang supplementary weft juga dapat mengembangkan potensi dari sumber daya penenun yang ada di Rumah Tenun Retota. Selain pengembangan sumber daya penenun, dalam penelitian ini ditemukan teknik mengolah benang sisa tenun dengan metode upcycling sehingga menghasilkan produk baru dengan nilai dan kualitas yang lebih tinggi. Pengolahan kembali limbah Rumah Tenun Retota ini dapat menjadi salah satu cara dalam menerapkan sistem tekstil sirkular dengan cara melakukan daur ulang.