digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Krisis lingkungan global yang mendesak telah ntensifkan pengawasan pada industri fashion dan pakaian olahraga, dengan perhatian khusus pada jejak ekologis merek global seperti Nike. Di tengah meningkatnya tuntutan konsumen dan regulasi akan transparansi, Nike luncurkan kampanye "Move to Zero", yang bertujuan untuk mencapai nol emisi karbon dan limbah. Namun, ketulusan dan efektivitas komitmen ini—terutama dalam produk bervolume tinggi seperti merchandise Sportswear—telah dipertanyakan, dengan para kritikus mengutip kesenjangan antara narasi publik dan realitas operasional. Studi ini menyelidiki strategi Nike dalam menerapkan manajemen rantai pasokan berkelanjutan dan hijau (SSCM) dalam produksi pakaian Sportswear-nya, membandingkan praktiknya dengan praktik Adidas dan Puma. Dengan menggunakan desain kualitatif eksploratif, penelitian ini menganalisis laporan keberlanjutan perusahaan, literatur akademis, data LSM, dan investigasi media melalui tinjauan literatur tematik dari artikel-artikel terpilih yang disusun menggunakan Model PRISMA V2 dan pengelompokan kata kunci analitik jaringan menggunakan VosViewer. Temuan utama mengungkapkan bahwa meskipun Nike telah membuat kemajuan—seperti mengintegrasikan 40% polyester daur ulang dan mengadopsi logistik berbasis AI—kelemahan signifikan tetap ada, termasuk transparansi pemasok yang terbatas melampaui Tier 1, risiko greenwashing, dan skalabilitas minimal dari inisiatif sirkular. Dibandingkan dengan Adidas dan Puma, Nike tertinggal dalam indeks transparansi dan pengurangan emisi yang terverifikasi. Studi ini menyimpulkan bahwa upaya SSCM Nike saat ini berada pada tahap transisi: ambisius secara retoris tetapi tidak konsisten secara operasional. Rekomendasi termasuk memperluas pengungkapan rantai pasokan, berinvestasi dalam energi terbarukan tingkat pemasok, mengadopsi sertifikasi pihak ketiga, dan meningkatkan skala program sirkularitas. Wawasan ini berkontribusi pada wacana akademis tentang SSCM sambil menawarkan panduan yang dapat ditindaklanjuti untuk menyelaraskan narasi merek dengan hasil lingkungan yang terukur. Penelitian di masa depan harus berfokus pada pengumpulan data primer, penilaian siklus hidup, dan kesiapan peraturan untuk lebih memvalidasi dan memperluas temuan ini.