BAB 1 JUSTIN DAVID
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 JUSTIN DAVID
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 JUSTIN DAVID
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 JUSTIN DAVID
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 JUSTIN DAVID
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Perkembangan pesawat listrik saat ini untuk mencapai sektor penerbangan yang lebih hijau dan bersih telah membuka banyak kemajuan teknologi.
Salah satu teknologi yang paling menjanjikan adalah teknologi propulsi listrik
terdistribusi (PLT) yang mendistribusikan banyak motor listrik di ujung depan
sayap. Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh pesawat bermesin jamak
adalah kasus kegagalan mesin. Dengan tantangan ini, pada pesawat dengan
PLT, mengkompensasi dan mendistribusikan kembali perintah setiap motor secara efektif dan simultan sehingga momen yaw dari motor dapat seimbang dan
pesawat dapat terbang secara simetris menjadi perhatian. Tidak hanya pesawat
dapat terbang secara simetris, tetapi pengontrol otomatis untuk kecepatan dan
ketinggian juga dapat berfungsi secara normal. Tujuan dari tugas akhir ini
adalah untuk mengatur distribusi perintahmotor dorong pada pesawat PLT dan
mengevaluasi kinerja pengontrol otomatis, terutama ketika terjadi kegagalan
motor dalam simulasi penerbangan longitudinal numerik. Usulan metode untuk
memanajemen perintah kepada setiap motor adalah metode alokasi kontrol
berbasis pemrograman linear (PL) dan pemrograman kuadratik (PK). Untuk
mencapai target kecepatan dan ketinggian, dikembangkan pengatur kecepatan
dan ketinggian menggunakan pengontrol berbasis PID. Simulasi penerbangan
dibangun berdasarkan model longitudinal numerik ATR72-200 menggunakan
Simulink. Berdasarkan hasil simulasi numerik, manajemen perintah motor dan
aksi kompensasi ketika kegagalan terjadi berhasil dilakukan dalam mencapai
tujuan simulasi dengan alokasi kontrol berbasis PL dan PK, sambil mempertahankan momen yaw nol. Alokasi kontrol berbasis PK cenderung menggunakan
distribusi perintah yang lebih seimbang, dan lebih baik untuk diimplementasi
pada PLT. Sementara itu, metode PL cenderung memerintahkan motor secara
satu persatu. Ketika terjadi kegagalan motor, beberapa prestasi pelacakan
referensi menurun karena gaya dorong yang lebih rendah. Hal ini disebabkan
oleh motor yang gagal dan aksi pembatasan dari alokasi kontrol yang berusaha
mempertahankan momen yaw agar tetap nol.