PT Nodeflux Teknologi Indonesia (Nodeflux) merupakan perusahaan teknologi
kecerdasan buatan. Pada tahun 2019, Nodeflux hanya dapat memenuhi 48% dari
target pendapatannya dan adanya pademi Covid-19 membuat Nodeflux kesulitan
mendapatkan pendapatan. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan pasar dan lingkungan
yang berubah cepat dan Nodeflux belum sempurna dalam mendesain organisasi
untuk dapat cepat merespon perubahan tersebut. Kemampuan untuk merespon
dengan cepat, efektif, dan berkelanjutan merupakan definisi dari agility organisasi.
Kondisi agility perusahaan diukur melalui penilaian maturitas agility organisasi
menggunakan model maturitas agility organisasi oleh Gunsberg yang mengukur
dimensi budaya, kepemimpinan dan manajemen, inovasi, strategi, pembelajaran
dan perubahan, dan struktur. Namun, agility perlu diukur hingga level proses bisnis
agar operasionalisasi perbaikan dapat diketahui Nodeflux. Pada penelitian ini akan
dikembangkan model konseptual untuk mengukur maturitas agility pada proses
bisnis prioritas yang mengukur dimensi inovasi dan pembelajaran dan perubahan.
Prioritas proses bisnis dipilih melalui identifikasi proses bisnis kritis yang
mengukur indikator dependency, probability of failure, dan impact, dan proses
bisnis berpotensi agile yang mengukur indikator inovasi dan compliance.
Hasil pengukuran maturitas agility organisasi dan proses bisnis menunjukkan
Nodeflux berada pada tingkat maturitas agility transition dengan dimensi strategi
dan inovasi yang menjadi prioritas perbaikan. Oleh karena itu, dibuat strategi untuk
meningkatkan agility strategi dan inovasi yang dinamakan pedoman operasi
strategis Nodeflux. Lalu, proses bisnis yang menjadi prioritas adalah product
research, research in analytics trends, dan product marketing yang ditangani
dengan pengadaan sistem informasi dan pengembangan pengelolaan proses
feedback dan ide perbaikan untuk proses bisnis.