digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC Open In Flipbook Dewi Supryati

PT PLN Indonesia Power merupakan perusahaan penyedia energi listrik yang memiliki peran strategis dalam sistem ketenagalistrikan nasional. Salah satu tantangan yang dihadapi di Unit Pembangkit (UP) Indralaya adalah belum efektifnya sistem manajemen gudang material bekas pakai yang digunakan dalam aktivitas maintenance, repair, and overhaul (MRO). Permasalahan ini menyebabkan waktu pelayanan material yang lama pada proses penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran, serta berkontribusi pada meningkatnya downtime pembangkit dan potensi kehilangan penjualan energi listrik (lost sales kWh). Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian ini merumuskan masalah: bagaimana mengembangkan warehouse management system (WMS) pada gudang material bekas pakai aktivitas MRO agar terintegrasi dengan pendekatan pemeliharaan prediktif (predictive maintenance/PdM) untuk mempercepat waktu pelayanan material dan memastikan ketersediaan material secara tepat waktu. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem WMS yang efisien dan sistematis, dengan mengintegrasikan data laporan kesehatan peralatan dari PdM sebagai dasar pengambilan keputusan rekondisi material. Pendekatan integrasi PdM-WMS ini diharapkan dapat meningkatkan service level gudang serta mengurangi waktu pelayanan material yang berdampak langsung pada efektivitas kegiatan pemeliharaan pembangkit. Metodologi yang digunakan meliputi studi pustaka, observasi lapangan, serta pengumpulan data aktivitas MRO dan pengelolaan gudang di UP Indralaya. Data diklasifikasikan ke dalam kategori kondisi material (K1–K8), kemudian dianalisis menggunakan pemodelan proses bisnis dengan Bizagi Modeler untuk membandingkan sistem aktual dan 2 (dua) skenario perbaikan sistem. Pengolahan dan analisis data dilakukan melalui pemetaan value stream mapping (VSM), simulasi business process model and notation BPMN dan evaluasi efisiensi pelayanan material berdasarkan waktu proses dan tingkat ketersediaan material. Selain itu, digunakan data prediksi kesehatan peralatan dari PdM untuk menentukan waktu ideal pelaksanaan rekondisi/repair guna mempercepat pengambilan keputusan logistik berbasis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan WMS dengan skenario perbaikan proses bisnis, digitalisasi sistem pencatatan, serta integrasi PdM-WMS dapat meningkatkan efisiensi pelayanan material hingga 66.7%, menurunkan waktu tunggu rekondisi hingga 65% dan menurunkan downtime hingga 80%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa integrasi sistem WMS dengan data PdM terbukti mampu meningkatkan kecepatan pelayanan material, mengurangi downtime pembangkit dan mendukung keandalan operasi. Saran yang diberikan meliputi implementasi sistem digitalisasi penuh, optimalisasi klasifikasi material, serta pelatihan pengguna sistem untuk menjamin efektivitas dan keberlanjutan pengembangan WMS.