PT PLN Indonesia Power merupakan perusahaan penyedia energi listrik yang
memiliki peran strategis dalam sistem ketenagalistrikan nasional. Salah satu
tantangan yang dihadapi di Unit Pembangkit (UP) Indralaya adalah belum
efektifnya sistem manajemen gudang material bekas pakai yang digunakan dalam
aktivitas maintenance, repair, and overhaul (MRO). Permasalahan ini
menyebabkan waktu pelayanan material yang lama pada proses penerimaan,
penyimpanan dan pengeluaran, serta berkontribusi pada meningkatnya downtime
pembangkit dan potensi kehilangan penjualan energi listrik (lost sales kWh).
Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian ini merumuskan masalah: bagaimana
mengembangkan warehouse management system (WMS) pada gudang material
bekas pakai aktivitas MRO agar terintegrasi dengan pendekatan pemeliharaan
prediktif (predictive maintenance/PdM) untuk mempercepat waktu pelayanan
material dan memastikan ketersediaan material secara tepat waktu. Penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan sistem WMS yang efisien dan sistematis, dengan
mengintegrasikan data laporan kesehatan peralatan dari PdM sebagai dasar
pengambilan keputusan rekondisi material. Pendekatan integrasi PdM-WMS ini
diharapkan dapat meningkatkan service level gudang serta mengurangi waktu
pelayanan material yang berdampak langsung pada efektivitas kegiatan
pemeliharaan pembangkit. Metodologi yang digunakan meliputi studi pustaka,
observasi lapangan, serta pengumpulan data aktivitas MRO dan pengelolaan
gudang di UP Indralaya. Data diklasifikasikan ke dalam kategori kondisi material
(K1–K8), kemudian dianalisis menggunakan pemodelan proses bisnis dengan
Bizagi Modeler untuk membandingkan sistem aktual dan 2 (dua) skenario
perbaikan sistem. Pengolahan dan analisis data dilakukan melalui pemetaan value
stream mapping (VSM), simulasi business process model and notation BPMN dan
evaluasi efisiensi pelayanan material berdasarkan waktu proses dan tingkat
ketersediaan material. Selain itu, digunakan data prediksi kesehatan peralatan dari
PdM untuk menentukan waktu ideal pelaksanaan rekondisi/repair guna
mempercepat pengambilan keputusan logistik berbasis data. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengembangan WMS dengan skenario perbaikan proses
bisnis, digitalisasi sistem pencatatan, serta integrasi PdM-WMS dapat
meningkatkan efisiensi pelayanan material hingga 66.7%, menurunkan waktu
tunggu rekondisi hingga 65% dan menurunkan downtime hingga 80%. Kesimpulan
dari penelitian ini adalah bahwa integrasi sistem WMS dengan data PdM terbukti
mampu meningkatkan kecepatan pelayanan material, mengurangi downtime
pembangkit dan mendukung keandalan operasi. Saran yang diberikan meliputi
implementasi sistem digitalisasi penuh, optimalisasi klasifikasi material, serta
pelatihan pengguna sistem untuk menjamin efektivitas dan keberlanjutan
pengembangan WMS.
Perpustakaan Digital ITB