Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Ungaran merupakan salah satu WKP dengan status eksplorasi yang berlokasi di Provinsi Jawa Tengah. WKP ini direncanakan beroperasi secara komersial (COD) pada tahun 2031 sebagaimana tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034. Kajian geologi, geokimia, dan geofisika (3G) oleh PLN menunjukkan bahwa reservoir Gedongsongo memiliki temperatur lebih dari 250 °C. Namun, kajian tersebut hanya mencakup pemodelan teknoekonomi PLTP Single Flash berkapasitas 20 MW. Potensi ini menjadikan WKP Ungaran sebagai salah satu area prospektif untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi di Indonesia. Penelitian ini memodelkan PLTP tipe Flash Binary yang memanfaatkan brine separator dari sisi termodinamika dan keekonomian sebagai pembanding terhadap studi sebelumnya yang menggunakan pendekatan PLTP Single Flash. Pada konfigurasi Single Flash diperoleh daya keluaran turbin sebesar 20 MW dengan Specific Geofluid Consumption (SGC) sebesar 10,47 kg/s per MW. Sementara itu, pada siklus Flash Binary diperoleh daya keluaran total 22,6 MW dengan SGC sebesar 10,47 kg/s per MW. Pemanfaatan brine separator menghasilkan tambahan daya sebesar 2,6 MW dengan efisiensi termal ORC terbaik sebesar 14% menggunakan fluida kerja n-pentana. Dari kajian keekonomian, siklus Single Flash dengan kapasitas 1 × 20 MW memiliki biaya Capital Expenditure (CAPEX) per MW sebesar 7,2 juta USD, menghasilkan NPV sebesar –36,33 juta USD, IRR 4,54%, dan Payback Period 27 tahun. Adapun siklus Flash Binary dengan kapasitas 22,6 MW dan CAPEX per MW sebesar 6,6 juta USD menghasilkan NPV sebesar –33 juta USD, IRR 3,96%, dan Payback Period 26 tahun. Hasil analisis menunjukkan bahwa siklus Flash binary memiliki kinerja keekonomian yang lebih baik dibandingkan dengan siklus Single flash, sebagaimana ditunjukkan oleh nilai IRR, NPV, dan Payback Period.
Perpustakaan Digital ITB