digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PLTP Gunung Salak Unit 3 telah beroperasi selama 28 tahun sejak tahun 1997 dengan kapasitas terpasang 60 MWe, sehingga kinerja pembangkit yang optimal dibutuhkan untuk mempertahankan produksi listrik secara berkelanjutan. Optimalisasi pembangkit dapat dilakukan dari sisi hulu melalui pengaturan strategi produksi dan injeksi, ataupun dari sisi hilir melalui pengaturan strategi operasi dan pemeliharaan, serta pemilihan rancangan peralatan pembangkit. Rancangan Gas Removal System (GRS) yang digunakan pada PLTP Gunung Salak Unit 3 saat ini adalah sistem multistage SJE (Steam Jet Ejector) dengan 3 tingkat ejektor. Kecenderungan kandungan NCG (Non-Condensable Gas) yang meningkat, studi mengenai prediksi kenaikan kandungan NCG di lapangan Awibengkok Salak, dan hasil uji kinerja GRS menjadi latar belakang penelitian untuk meningkatkan kemampuan GRS melalui pemilihan rancangan GRS yang optimal. Penelitian dilakukan dengan memodelkan heat and mass balance proses PLTP Gunung Salak Unit 3 pada beban penuh 60 MWe menggunakan perangkat lunak Aspen HYSYS® V14 dan menyimulasikan rancangan GRS hybrid dengan 2 variasi konfigurasi pada kandungan NCG 0,7 % wt hingga 1,5 % wt. Selanjutnya, hasil simulasi dari setiap rancangan GRS dianalisis berdasarkan aspek termodinamika dan ekonomi. Parameter kinerja termodinamika yang diamati adalah output daya listrik pada skenario laju alir massa uap konstan, dan nilai konsumsi uap spesifik pada skenario output daya listrik konstan. Sedangkan kinerja ekonomi ditentukan dengan menghitung Net Present Value (NPV) pembangkit untuk operasi selama 30 tahun ke depan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rancangan GRS hybrid 2 tingkat menghasilkan daya listrik netto yang paling tinggi, memiliki konsumsi uap spesifik netto yang paling rendah, serta menghasilkan keuntungan NPV paling tinggi dibandingkan GRS sistem multistage SJE eksisting dan sistem hybrid 3 tingkat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah GRS sistem hybrid 2 tingkat merupakan rancangan GRS yang optimal untuk diterapkan di PLTP Gunung Salak Unit 3 maupun PLTP single flash dengan GRS sistem hybrid lainnya di Indonesia.