Abstrak:
Salah satu program pemerintah yang panting sejak Pelita II adalah penyediaan dan perbaikan perumahan penduduk, khususnya yang berpendapatan rendah. Ternyata usaha tersebut belum seluruhnya memenuhi harapan karena belum adanya kesesuaian antara keinginan masyarakat dengan perumahan yang diusahakan. Diduga dengan mengetahui karakteristik perumahan dan sosial ekonomi penduduk berpendapatan rendah akan dapat diketahui perumahan yang dikehendaki penduduk, serta faktor pendorong atau peng hambat dalam penyediaan dan perbaikan perumahan tersebut.
Penelitian ini didasarkan pada pandangan bahwa faktor individu, keluarga, masyarakat dan kota satu sama lain mempengaruhi proses pembentukan, pertumbuhan dan perubahan tempat tinggal. Proses yang tidak sesuai dengan rencana menimbulkan perumahan slum dan squatter. Penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik perumahan dan penduduk berpendapatan rendah , sebagai landasan untuk menetapkan kebijaksanaan dalam penyediaan perumahan bagi penduduk khususnya yang berpendapatan rendah di Kotamadya Malang. Dari hasil ini dapat dilihat bahwa didaerah slum dan squatter rata-rata pendapatan keluarga lebih rendah dari pendapatan rata-rata seluruh penduduk kota. Rendahnya pendapatan ini berpengaruh terhadap tingkat pendidikan , pemilikan sarana pelayanan dan semakin padatnya penduduk didaerah slum dan squatter. Upaya penyediaan perumahan yang baru dirintis belum dapat dijangkau oleh masyarakat. Tidak adanya standard minimum perumahan dan lingkungan, menjadikan perumahan semakin padat dan tidak sehat.Tidak diperhatikannya persepsi penduduk terhadap perumahan yang diinginkan menyebabkan perumahan yang disediakan tidak digunakan oleh penduduk tersebut. Slum & squatter telah berkembang dari pusat kota ke pinggiran kota.
Perpustakaan Digital ITB