digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Industri Kesehatan adalah industri yang kompleks. Didalam suatu sistem pelayanan kesehatan, pasien dipandang sebagai pelanggan dan rumah sakit dipandang sebagai fasilitas pelayanan. Di antara departemen yang terdapat di rumah sakit, Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan bagian yang integral, karena pasien sering kali akan mencerminkan kualitas rumah sakit berdasarkan pengalaman mereka di IGD. Banyaknya jumlah pasien dengan prioritas yang berbeda-beda menyebabkan pasien di IGD rentan terhadap waktu tunggu. Berdasarkan pertimbangan tersebut, penelitian ini akan mengikuti proses perawatan di instalasi gawat darurat Rumah Sakit JKL. Terdapat bukti bahwa sebanyak 66% pasien yang memerlukan rawat inap harus menunggu lebih dari 6 jam di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit JKL sebelum dapat dipindahkan ke Ruang Rawat Inap. Dari hasil Analisa proses penanganan gawat darurat, ditemukan tiga kelompok proses yang sangat berkontribusi terhadap waktu tunggu pasien di Rumah Sakit JKL, yaitu proses “Pemeriksaan Mendalam”, proses “Perumusan Terapi Rawat Inap”, dan proses “Konfirmasi Tempat Tidur Rawat Inap”. Keterlambatan pada ketiga kelompok proses ini akan mengakibatkan waktu tunggu pasien menjadi lebih lama. Akar penyebab keterlambatan dianalisis menggunakan metode Current Reality Tree (CRT). Hasil CRT menunjukkan ada enam akar penyebab, di mana tiga akar penyebab dipilih untuk ditangani. Akar penyebab tersebut adalah: 1) kurangnya mesin untuk melakukan uji lab, 2) tidak adanya Clinical Pathway/Pedoman Praktik, dan 3) keterlambatan transportasi pasien ke ruang rawat inap akibat Bedside Shift Report (Operan Jaga Perawat) masih dilakukan secara manual. Dengan menggunakan hasil analisis akar masalah sebagai dasar, tiga solusi dirumuskan, yaitu: Solusi 1) Meningkatkan jumlah mesin uji yang dapat dioperasikan, Solusi 2) Digitalisasi proses Bedside Shift Report, dan Solusi 3) Memanfaatkan Model Machine Learning untuk mengembangkan Clinical Pathway/panduan praktik. Karena masing-masing solusi ini mengacu pada masalah yang berbeda, beberapa kombinasi dari solusi ini telah dirancang. Dengan menggunakan teknik Analytical Hierarchy Process (AHP) dan empat kriteria solusi yang diinginkan, yaitu Cost, Difficulty, Effectiveness, dan Maintenance, didapatkan hasil yang optimal berdasarkan kriteria tersebut adalah kombinasi Solusi 1) dan Solusi 2). Implikasi dari solusi yang dipilih kemudian disajikan, bersama dengan rencana dari implementasi solusi.