2022_TS_PP_Muhammad Siddiq Purwongemboro_1-Abstrak.pdf?
PUBLIC Open In Flipbook Yose Ali Rahman
Industri Kesehatan adalah industri yang kompleks. Didalam suatu sistem
pelayanan kesehatan, pasien dipandang sebagai pelanggan dan rumah sakit
dipandang sebagai fasilitas pelayanan. Di antara departemen yang terdapat di
rumah sakit, Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan bagian yang integral,
karena pasien sering kali akan mencerminkan kualitas rumah sakit berdasarkan
pengalaman mereka di IGD. Banyaknya jumlah pasien dengan prioritas yang
berbeda-beda menyebabkan pasien di IGD rentan terhadap waktu tunggu.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, penelitian ini akan mengikuti proses
perawatan di instalasi gawat darurat Rumah Sakit JKL. Terdapat bukti bahwa
sebanyak 66% pasien yang memerlukan rawat inap harus menunggu lebih dari 6
jam di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit JKL sebelum dapat dipindahkan ke
Ruang Rawat Inap. Dari hasil Analisa proses penanganan gawat darurat,
ditemukan tiga kelompok proses yang sangat berkontribusi terhadap waktu tunggu
pasien di Rumah Sakit JKL, yaitu proses “Pemeriksaan Mendalam”, proses
“Perumusan Terapi Rawat Inap”, dan proses “Konfirmasi Tempat Tidur Rawat
Inap”. Keterlambatan pada ketiga kelompok proses ini akan mengakibatkan waktu
tunggu pasien menjadi lebih lama. Akar penyebab keterlambatan dianalisis
menggunakan metode Current Reality Tree (CRT). Hasil CRT menunjukkan ada
enam akar penyebab, di mana tiga akar penyebab dipilih untuk ditangani. Akar
penyebab tersebut adalah: 1) kurangnya mesin untuk melakukan uji lab, 2) tidak
adanya Clinical Pathway/Pedoman Praktik, dan 3) keterlambatan transportasi
pasien ke ruang rawat inap akibat Bedside Shift Report (Operan Jaga Perawat)
masih dilakukan secara manual. Dengan menggunakan hasil analisis akar masalah
sebagai dasar, tiga solusi dirumuskan, yaitu: Solusi 1) Meningkatkan jumlah mesin
uji yang dapat dioperasikan, Solusi 2) Digitalisasi proses Bedside Shift Report, dan
Solusi 3) Memanfaatkan Model Machine Learning untuk mengembangkan Clinical
Pathway/panduan praktik. Karena masing-masing solusi ini mengacu pada
masalah yang berbeda, beberapa kombinasi dari solusi ini telah dirancang.
Dengan menggunakan teknik Analytical Hierarchy Process (AHP) dan empat
kriteria solusi yang diinginkan, yaitu Cost, Difficulty, Effectiveness, dan
Maintenance, didapatkan hasil yang optimal berdasarkan kriteria tersebut adalah
kombinasi Solusi 1) dan Solusi 2). Implikasi dari solusi yang dipilih kemudian
disajikan, bersama dengan rencana dari implementasi solusi.
Perpustakaan Digital ITB