digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pertamina EP (PEP) sebagai anak perusahaan dari Subholding Upstream Pertamina berperan untuk melaksanakan tugas dan kegiatan eksplorasi dan produksi di Jawa bagian barat yang meliputi wilayah darat dan lepas pantai. Produksi gas eksisting di PEP Zona 7 terus menurun. Kinerja produksi struktur utama yang berkontribusi terhadap pencapaian produksi gas tidak sebaik tahun 2000-an. Mengacu pada komitmen perusahaan terhadap SKK Migas melalui WP&B (Program Kerja dan Anggaran) serta komitmen perusahaan terhadap Holding melalui RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan), pencapaian produksi gas untuk PEP Zona 7 hanya 94 %. Mengacu pada neraca gas menunjukkan bahwa pasokan gas dari PEP Zona 7 tidak mampu memenuhi permintaan gas dari konsumen. PEP Zone 7 melalui Subsurface Development Department melakukan kajian terhadap struktur-struktur yang potensial untuk meningkatkan kemampuan produksi dan suplai gas. Salah satunya adalah Kompleks Bumi Hitam yang terdiri dari Struktur Bumi Hitam dan Struktur Cililin Selatan. Studi bawah permukaan terbaru, perkiraan cadangan yang dapat diambil sekitar 24 BSCF dan 150 MBO. Ini berasal dari satu pekerjaan workover, dua pengeboran sumur infill, dan dua pengeboran step-out. Masalah saat ini adalah bagaimana menangani fluida yang dihasilkan. Fasilitas produksi terdekat dengan struktur BMH adalah Gathering Station (GS) Cililin Utara (CLU) yang berjarak 23 kilometer (km). Gas Compression Station (GCS) Cilamaya yang dioperasikan oleh PT. Pertagas berjarak 17 km. Jarak terdekat dengan pipa jaringan adalah 10 km, tetapi pipa berada pada discharge kompresor sehingga memiliki tekanan yang tinggi. Untuk mengatasi masalah tersebut digunakan pendekatan VFT (Value Focused Thinking). Kajian menghasilkan tiga skenario: membangun stasiun pengumpul baru dan mengangkut cairan ke suction kompresor, mengangkut cairan ke GS CLU, dan membangun stasiun pengumpul baru dan mengangkut cairan ke discharge kompresor. Skenario tersebut mempertimbangkan biaya, perolehan hidrokarbon, net present value, dan resiko operasi. Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk mencari solusi terbaik. Empat ahli melakukan FGD (Focused Group Discussion) untuk menilai setiap skenario dengan mempertimbangkan kriteria tersebut. Dihasilkan skenario untuk membangun stasiun pengumpul baru dan mengangkut cairan ke suction kompresor sebagai skenario terbaik dengan nilai mencapai 59.3%. Rasio konsistensi juga valid dengan nilai 0.07 (persyaratan nilai valid kurang dari 0.1).