digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT AAP adalah salah satu distributor dan importir media tumbuh dan nutrisi hidroponik di Bogor, Jawa Barat. Salah satu produk yang dipasarkan oleh PT AAP adalah rockwool yang diimpor dari Belanda. Masalah yang dihadapi PT AAP adalah ketersediaan stok rockwool di gudang yang sering mengalami kekosongan stok sehingga beberapa pelanggan tidak bisa mendapatkan produk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengatasi kekosongan stok dari produk rockwool dengan menyediakan sistem peramalan dan manajemen persediaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dimulai dari eksplorasi masalah bisnis melalui wawancara dan pengumpulan data historis untuk analisis akar penyebab menggunakan Current Reality Tree. Perusahaan tidak memiliki safety stock yang sesuai dan perusahaan yang tidak memiliki metode peramalan yang tepat dipilih sebagai akar penyebab yang harus diselesaikan karena merupakan akar masalah yang dapat dikontrol. Peramalan dan sistem manajemen persediaan diusulkan untuk mengatasi akar penyebab. Penentuan sistem peramalan dilakukan dengan membandingkan 8 metode analisis time series berdasarkan 3 tahun terakhir dan penentuan sistem manajemen persediaan dilakukan dengan membandingkan 3 model sistem manajemen persediaan berdasarkan 1 tahun terakhir. Hasil analisis alternatif menunjukkan bahwa simple eksponensial smoothing dengan ? sebesar 0,38 dipilih sebagai metode peramalan karena memiliki kesalahan peramalan terkecil, yaitu Mean Absolute Deviation (MAD). Model fixed-order quantity dipilih sebagai sistem manajemen persediaan karena memberikan total biaya terendah dan memungkinkan untuk diterapkan sesuai kapasitas gudang saat ini. Selain itu, analisis safety stock menunjukkan bahwa jumlah safety stock yang diterapkan perusahaan masih di bawah jumlah yang dibutuhkan sehingga dapat menjadi penyebab terjadinya kekosongan stok. Implementasi sistem peramalan dan manajemen persediaan pada PT AAP terdiri dari 4 tahap, yaitu tahap persiapan selama 2 minggu, tahap perencanaan selama 2 minggu, tahap pelaksanaan selama 6 bulan, dan tahap evaluasi setiap akhir bulan.