digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Peringkat Indonesia dalam daya saing global berada di urutan ke-50 dari 141 negara. Pembangunan infrastruktur adalah kunci untuk daya saing ini. Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera merupakan salah satu fokus Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan perekonomian Indonesia dengan mengurangi biaya pengangkutan barang dan logistik antara Jawa dan Sumatera. PT Hutama Karya (Persero) telah ditunjuk oleh Pemerintah Indonesia untuk melaksanakan tugas pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera, salah satunya adalah ruas Rengat – Pekanbaru sepanjang 207 Km. Tugas Akhir ini akan fokus melakukan studi kelayakan Finansial dan studi kelayakan Ekonomi ruas Tol Rengat – Pekanbaru di Tol Trans Sumatera. Studi kelayakan Finansial mempertimbangkan potensi arus kas operasi jalan tol dari lalu lintas dan dari tarif tol, sementara studi kelayakan Ekonomi mempertimbangkan potensi manfaat yang akan diterima kepada masyarakat dari dua sisi, yaitu menghemat dari Biaya Operasi Kendaraan dan penghematan dalam Waktu Operasi Kendaraan. Berdasarkan studi kelayakan Finansial, ruas Tol Trans Sumatera segmen Rengat – Pekanbaru tidak layak dilaksanakan karena memiliki IRR = 3,23% yang lebih rendah dari tingkat diskonto 11,6%, Net Present Value (NPV) = Rp. (31.058.356.015) dan Payback Period lebih dari 40 tahun (melebihi masa konsesi). Berdasarkan studi kelayakan Ekonomi, Ruas Tol Trans Sumatera segmen Rengat – Pekanbaru layak dilaksanakan karena memiliki Vehicle Operating Cost Saving (VOCS) sebesar Rp.34.518.789.566 (best case), VOCS sebesar Rp.28.820.764.540 (base case), dan VOCS sebesar Rp. 19,285,489,206 (worst case). Ruas Tol Rengat – Pekanbaru memiliki Vehicle Operating Time Saving (VOTS) 2,02 jam (best case), 1,53 jam (base case) dan 0,84 jam (worst case). Inilah sebabnya mengapa Pemerintah Indonesia mengambil kebijakan untuk terus melaksanakan pembangunan Ruas Tol Rengat – Pekanbaru dengan memberikan penugasannya kepada PT Hutama Karya.