digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Ban berjalan adalah ban atau sabuk yang terhubung ke dua atau lebih katrol berputar yang digunakan untuk mengangkut dan memindahkan barang. PT. XYZ merupakan perusahaan yang menyediakan kebutuhan ban berjalan untuk klien-kliennya dengan lokasi kantor berada di Jawa Tengah. PT. XYZ saat ini memperoleh profit yang dirasa kurang tinggi bagi para pemiliknya walaupun telah menjalin hubungan bisnis dengan perusahaan-perusahaan terkemuka. Beberapa penyebab yang membuat kurang tingginya profit PT. XYZ adalah kurangnya jumlah klien untuk bekerja sama, terbatasnya sumber daya perusahaan, dan cukup besarnya biaya pengemasan barang. Dalam penelitian ini akan difokuskan mengenai permasalahan kurangnya jumlah pelanggan atau klien untuk bekerja sama dengan PT. XYZ. Menggunakan metode Five (5) Whys diketahui bahwa akar penyebab dari permasalahan yang dihadapi perusahaan ialah karena kurang banyaknya jumlah klien yang dimiliki perusahaan. Dalam menentukan strategi untuk memecahkan masalah tersebut akan digunakan metode analisis SWOT dan studi penelitian dari penelitian-penelitian terdahulu. Hasil dari analisis menunjukan bahwa strategi yang sesuai untuk PT. XYZ adalah melakukan ekspansi pasar. Perusahaan memutuskan untuk membuka lokasi cabang baru di provinsi Jawa Barat karena Jawa Barat dirasa memiliki prospek yang bagus untuk ekspansi pasar. Dalam penentuan kota di Jawa Barat yang cocok dan tepat untuk PT. XYZ, akan digunakan metode Value-Focused Thinking (VFT) dan Analytic Hierarchy Process (AHP). Metode VFT digunakan untuk menentukan alternatif solusi dan kriteria yang digunakan perusahaan dalam penentuan solusi terbaik. Alternatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bekasi, Karawang, dan Purwakarta. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini ada empat (4) dan sub-kriteria yang digunakan dalam penelitian ini ada sembilan (9). Kriteria pertama adalah biaya dengan dua (2) sub-kriteria, yaitu, biaya pembelian tanah dan biaya konstruksi. Kriteria kedua adalah tenaga kerja dengan dua (2) sub-kriteria, yaitu, jumlah tenaga kerja dan upah minimum. Kriteria ketiga adalah rantai pasok dengan tiga (3) sub-kriteria, yaitu, jaringan pemasok, logistik, dan pelabuhan. Kriteria keempat adalah fasilitas dengan dua (2) sub-kriteria, yaitu, ketersediaan lokasi industri dan ketersediaan pasar. Metode AHP digunakan untuk menentukan alternatif terbaik yang akan dipilih dalam penentuan lokasi cabang baru di provinsi Jawa Barat. Diperoleh alternatif dengan peringkat prioritas pertama adalah kota Karawang dengan bobot 39,7%. Urutan peringkat prioritas setelah Karawang adalah Bekasi dan Purwakarta dengan bobot 36,6% dan 23,7%. Analisis sensitivitas juga dilakukan untuk mengecek kestabilan peringkat prioritas yang diperoleh menggunakan metode perspektif dan regresi. Dari kedua analisis sensitivitas tersebut diperoleh bahwa hasil analisis peringkat prioritas AHP memiliki kestabilan yang baik. Oleh karena itu, rekomendasi yang dapat diberikan kepada PT. XYZ adalah memilih kota Karawang dalam menentukan lokasi cabang baru di Jawa Barat.