Ban berjalan adalah ban atau sabuk yang terhubung ke dua atau lebih katrol berputar yang
digunakan untuk mengangkut dan memindahkan barang. PT. XYZ merupakan perusahaan yang
menyediakan kebutuhan ban berjalan untuk klien-kliennya dengan lokasi kantor berada di Jawa
Tengah. PT. XYZ saat ini memperoleh profit yang dirasa kurang tinggi bagi para pemiliknya
walaupun telah menjalin hubungan bisnis dengan perusahaan-perusahaan terkemuka. Beberapa
penyebab yang membuat kurang tingginya profit PT. XYZ adalah kurangnya jumlah klien
untuk bekerja sama, terbatasnya sumber daya perusahaan, dan cukup besarnya biaya
pengemasan barang. Dalam penelitian ini akan difokuskan mengenai permasalahan kurangnya
jumlah pelanggan atau klien untuk bekerja sama dengan PT. XYZ.
Menggunakan metode Five (5) Whys diketahui bahwa akar penyebab dari permasalahan yang
dihadapi perusahaan ialah karena kurang banyaknya jumlah klien yang dimiliki perusahaan.
Dalam menentukan strategi untuk memecahkan masalah tersebut akan digunakan metode
analisis SWOT dan studi penelitian dari penelitian-penelitian terdahulu. Hasil dari analisis
menunjukan bahwa strategi yang sesuai untuk PT. XYZ adalah melakukan ekspansi pasar.
Perusahaan memutuskan untuk membuka lokasi cabang baru di provinsi Jawa Barat karena
Jawa Barat dirasa memiliki prospek yang bagus untuk ekspansi pasar. Dalam penentuan kota
di Jawa Barat yang cocok dan tepat untuk PT. XYZ, akan digunakan metode Value-Focused
Thinking (VFT) dan Analytic Hierarchy Process (AHP).
Metode VFT digunakan untuk menentukan alternatif solusi dan kriteria yang digunakan
perusahaan dalam penentuan solusi terbaik. Alternatif yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Bekasi, Karawang, dan Purwakarta. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini ada
empat (4) dan sub-kriteria yang digunakan dalam penelitian ini ada sembilan (9). Kriteria
pertama adalah biaya dengan dua (2) sub-kriteria, yaitu, biaya pembelian tanah dan biaya
konstruksi. Kriteria kedua adalah tenaga kerja dengan dua (2) sub-kriteria, yaitu, jumlah tenaga
kerja dan upah minimum. Kriteria ketiga adalah rantai pasok dengan tiga (3) sub-kriteria, yaitu,
jaringan pemasok, logistik, dan pelabuhan. Kriteria keempat adalah fasilitas dengan dua (2)
sub-kriteria, yaitu, ketersediaan lokasi industri dan ketersediaan pasar. Metode AHP digunakan untuk menentukan alternatif terbaik yang akan dipilih dalam
penentuan lokasi cabang baru di provinsi Jawa Barat. Diperoleh alternatif dengan peringkat
prioritas pertama adalah kota Karawang dengan bobot 39,7%. Urutan peringkat prioritas setelah
Karawang adalah Bekasi dan Purwakarta dengan bobot 36,6% dan 23,7%. Analisis sensitivitas
juga dilakukan untuk mengecek kestabilan peringkat prioritas yang diperoleh menggunakan
metode perspektif dan regresi. Dari kedua analisis sensitivitas tersebut diperoleh bahwa hasil
analisis peringkat prioritas AHP memiliki kestabilan yang baik. Oleh karena itu, rekomendasi
yang dapat diberikan kepada PT. XYZ adalah memilih kota Karawang dalam menentukan
lokasi cabang baru di Jawa Barat.
Perpustakaan Digital ITB