Kebijakan konversi penggunaan minyak tanah menjadi Liquefied Petroleum Gas
(LPG) merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pada tahun 2007.
Tujuan pelaksanaan kebijakan ini adalah untuk mengatasi keterbatasan energi,
mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan minyak tanah, mengurangi
penyalahgunaan subsidi minyak tanah, serta dapat menyediakan bahan bakar yang
praktis dan bersih untuk digunakan oleh rumah tangga dan usaha mikro. Pelaksanaan
kebijakan ini memberikan dampak positif bagi kegiatan ekonomi masyarakat. Konversi
minyak tanah ke LPG telah mendorong pertumbuhan industri kompor LPG dan
pabrikan aksesoris kompor LPG seiring dengan kebutuhan penggunaan kompor LPG.
PT Multi Top Indonesia merupakan salah satu produsen regulator gas LPG. PT Multi
Top Indonesia bekerjasama dengan Koperasi Purna Karyawan Pertamina untuk
membuat regulator gas safety lock dengan merek Kopana Top Gas. Regulator safety
lock memiliki kelebihan dapat memutus aliran gas jika terjadi kebocoran sehingga
dapat mencegah kebakaran. Dalam tiga tahun terakhir, perusahaan mengalami
penurunan penjualan. Salah satu tantangan yang harus dihadapi yaitu menjual produk
regulator premium yang harganya relatif lebih tinggi daripada kompetitor. Konsumen
sensitif terhadap harga dan cenderung mempertimbangkan harga terlebih dahulu
daripada kualitas sebelum mereka memutuskan untuk membeli produk. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis lingkungan eksternal dan internal perusahaan serta
mengusulkan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan regulator Kopana Top
Gas. Analisis lingkungan eksternal dilakukan menggunakan PESTEL, Porter’s Five
Forces, analisis pesaing dan analisis konsumen. Hasil dari analisis lingkungan
eksternal ditemukan beberapa peluang dan ancaman dari luar lingkungan perusahaan.
Analisis konsumen yang merupakan bagian dari analisis lingkungan eksternal
dilalukan dengan menyebarkan kuesioner kepada konsumen. Hasil analisis konsumen
kemudian diolah menggunakan software SmartPLS dengan metode SEM-PLS untuk
mengukur korelasi antar variabel yang digunakan dalam penelitian ini dan selanjutnya
akan menjadi salah satu pertimbangan dalam penyusunan SWOT. Analisis lingkungan
internal dilakukan menggunakan Resource-Based View analisis dan VRIN. Hasil dari
analisis lingkungan internal ditemukan beberapa kekuatan dan kelemahan yang berasal dari dalam perusahaan. Analisis SWOT dilakukan dengan menggabungkan hasil
analisis lingkungan eksternal dan internal perusahaan. Analisis SWOT kemudian akan
dirumuskan menjadi matrix TOWS untuk menemukan alternatif strategi pemasaran
yang dapat diterapkan oleh perusahaan untuk meningkatkan penjualan.
Perpustakaan Digital ITB